Ponsel Baru Andalan Axioo
Oleh Didit Putra Erlangga Rahardjo
Selama ini, Axioo lebih dikenal dengan produk yang menyasar segmen pemula berupa gawai dengan harga terjangkau dengan seri Picophone di samping produk lain seperti komputer jinjing atau produk hibrida Windroid yang menggabungkan sistem operasi Windows dan Android dalam satu perangkat. Kamis (26/11), mereka meluncurkan seri ponsel unggulan atau flagshipdengan dua varian, yakni Venge dan VengeX, yang didahului dengan sesi pemesanan pada 1-7 Desember di situs resmi mereka.
Ini adalah keputusan perdana mereka untuk terjun dan menyasar pengguna kelas menengah berikut terjun ke pasar ponsel yang beroperasi di jaringan seluler generasi keempat atau long term evolution (LTE). Venge nantinya ditawarkan dengan harga Rp 2,2 juta, sementara VengeX memiliki harga Rp 3,3 juta.
CEO Axioo Indonesia Samuel Lauw menyebut langkah ini dilakukan setelah pasar dianggap sudah marak ketimbang setahun lalu saat LTE diperkenalkan secara terbatas. Baik Venge maupun VengeX merupakan perangkat LTE kategori 4 atau hanya bisa memproses akses dengan kapasitas maksimal 150 megabita per detik. Padahal, beberapa gawai kelas menengah atau premium sudah bisa bekerja di kategori 6 dengan kapasitas hingga 300 megabita per detik.
"Layanan 4G di Indonesia saja belum sampai memberikan kecepatan melampaui 30 megabita per detik. Saya rasa kategori 4 sudah mencukupi," kata Samuel.
Persamaan dari dua tipe itu adalah penggunaan RAM 3 gigabit yang cukup memberikan ruang lega untuk menjalankan berbagai aplikasi sekaligus tanpa khawatir kerja ponsel melambat. Desainnya pun minimalis tanpa sudut dengan tepi dari bahan metal. Desain seperti ini mulai marak ditemui setelah peluncuran iPhone 6 buatan Apple.
Venge dengan bentang layar 5 inci memiliki prosesor empat inti MT6735 dari Mediatek dengan kecepatan 1 gigahertz. Prosesor ini bekerja dengan arsitektur 64 bit. Sensor kamera dari Sony yang dibenamkan di punggung ponsel memiliki ketajaman 8 megapiksel dengan diafragma f/2.2, sementara di depan ada kamera dengan ketajaman 2 megapiksel. Baterai yang dimiliki seri ini berkapasitas 2.100 mAh.
Sementara itu, VengeX yang menjadi versi yang lebih optimal memiliki prosesor delapan inti MT6753 dengan kecepatan 1,3 gigahertz dan saat ini diklaim sebagai prosesor Mediatek yang paling cepat di pasar. Memanfaatkan sensor dari Samsung, kamera VengeX memiliki ketajaman 13 megapiksel dengan diafragma f/2.0 dan 5 megapiksel di bagian depan. Daya tahannya juga lebih baik karena memiliki baterai berkapasitas 3.000 mAh.
Khusus untuk versi VengeX, Axioo juga memberikan perlindungan layar tambahan lewat teknologi Corning Gorilla Glass ketiga. Teknologi pengisian baterai secara cepat juga dikembangkan Axioo yang memungkinkan untuk tetap dipergunakan tanpa menggunakan pengisi daya khusus seperti teknologi VOOC yang dimiliki ponsel merek Oppo.
Menurut Samuel, pihaknya cukup optimistis dengan dua varian ini karena mewakili kombinasi terbaik yang bisa menyuguhkan performa dan daya tahan baterai tetapi dengan harga yang bersaing. Axioo sendiri cukup transparan dalam memaparkan komponen yang dipergunakan seperti RAM yang menggunakan teknologi LPDDR3 yang bisa bekerja dua kali lipat lebih baik dari generasi sebelumnya. Begitu pula dengan sensor kamera dengan teknologi terbaru seperti BSI II yang membuat lebih banyak cahaya yang masuk karena sensor yang lebih dekat dengan lensa.
Pembaharuan
Dalam kesempatan yang sama, Samuel menuturkan bahwa Axioo juga telah mendapatkan lisensi dari prosesor yang mereka pasang untuk Venge dan VengeX. Lisensi itu bukan berarti untuk penggunaan saja, tetapi juga kode sumber (source code) sehingga mereka bisa memastikan bahwa perangkat tersebut bisa mendapatkan pembaharuan versi dari sistem operasi di ponsel.
Bersamaan dengan hal tersebut, mereka juga mengembangkan custom ROM khusus untuk seri Venge dan VengeX, yakni NusaMOD yang dikembangkan oleh komunitas dan didampingi para insinyur di Axioo. Custom ROM tersebut memastikan bahwa Venge dan VengeX akan mendapatkan tampilan antarmuka dan sistem operasi yang bebas dari aplikasi bawaan dari produsen seperti keinginan pemiliknya. NusaMod bahkan sudah tersedia sebelum ponselnya beredar di pasar.
Kebiasaan para pengguna ponsel Android untuk rooting atau mendapatkan akses penuh ke sistem juga diakomodasi oleh Axioo. Sebagian besar produsen tidak berkenan dengan hal itu sehingga mengancam dengan garansi yang hangus apabila itu terjadi. Lain halnya dengan Axioo yang tetap menjamin garansi meskipun rooting tetap dilakukan.
"Hanya saja, perlu diingat bahwa rooting harus dilakukan oleh mereka yang mengerti dan harus siap dengan segala konsekuensinya. Segala kerusakan fisik yang diakibatkan oleh rooting tidak masuk dalam perlindungan garansi," ujar Samuel.
Saat ini, Axioo memiliki fasilitas perakitan di Pulogadung berkapasitas 300.000 unit per bulan. Venge akan dirakit di sana, sementara VengeX masih harus didatangkan dari perakitan di luar negeri. Samuel menjelaskan, mereka sudah menjual produk elektronik dari Axioo ke 10 negara, seperti Brasil dan India, termasuk transfer teknologi dengan mengirimkan para insinyur ke sana. Selama 10 tahun terakhir, Axioo juga membangun kerja sama pelatihan dengan sekolah menengah kejuruan untuk menyiapkan tenaga kerja siap pakai di industri elektronik.
Sekilas baik Venge maupun VengeX memiliki peluang untuk bisa bersaing dengan ponsel yang sudah diluncurkan sebelumnya, baik dalam hal spesifikasi hingga layanan purnajual seperti perbaikan dan dukungan perangkat lunak. Samuel tidak bersedia mengungkapkan jumlah unit yang akan ditawarkan selama masa pemesanan. Akan tetapi, animo masyarakat setidaknya bisa diukur dari jumlah pemesanan atau seberapa cepat stok yang ditawarkan bakal habis.
No comments:
Post a Comment