October 14, 2020

Penulis Sukses, Menulis Memberiku Semuanya

 

Ketika Seolah Semua Jalan Tertutup
oleh harmen batubara
Pembaca yang budiman, perkenankan saya menuliskan penggalan cerita yang secara langsung menyangkut kehidupan kepenulisan saya serta berkah yang dihasilkannya. Bisa jadi hal seperti ini jauh dari memadai, tetapi sejujurnya dikala seolah semua jalan tertutup menulis telah memberiku segalanya.Harapan yang memberikan semangat dan kehidupan yang enak dan bahagia untuk dilakoni. Memang masih tetap dalam batasan bersahaja tetapi sungguh memberikan kebahagiaan tersendiri. Menulis ternyata bisa membuka peluang dan memberikan rasa bermakna dan juga menyelesaikan persoalan itu sendiri.
Ini adalah penggalan kehidupan penulis, terkait kegiatan menulis. Saya yakin hal seperti akan memberikan sedikit makna bagi banyak orang. Namun demikian saya percaya semua orang mempunyai penggalan kehidupannya sendiri-sendiri yang juga tidak kalah menariknya. Penggalan kehidupan yang tertatah dengan emas dan bahkan berlian. Karena itu saya juga bisa menahan diri. Tetapi yang ingin saya kemukakan di sini adalah saya pernah mengalaminya, yakni hanya punya satu pilihan. Yakni untuk jadi seseorang sebagai penulis. Padahal dari sananya, saya sama sekali jarang bersentuhan dengan upaya untuk menulis. Memang membaca saya suka. Tetapi untuk menuliskannya, saya selalu kesulitan. Kesulitan untuk menyusun kata-katanya. Mana kata-kata yang harus di dahulukan. Pendek kata menulis adalah sesuatu yang tidak terpikirkan sejak dari awalnya.


Pernah dengar dengan istilah tentang anak batak di perantauan kan? Batak tembak langsung. Tapi ini untuk setting ceritra tahun tahun 70an. Itu menurut saya adalah upaya untuk menggambarkan anak-anak batak yang di kampungnya sana, dia dengan segala keterbatasannya. Dia yang aslinya belum tahu apa-apa, dia yang tidak tahu apa itu universitas, apa itu aturan lalu lintas jalan; tidak tahu mana saatnya stop dan mana saat jalan ketika melihat lampu setopan “abang-ijo” di jalanan. Tetapi semua itu tidak menyurutkan semangat mereka untuk melanjutkan kuliah ke Jawa. Banyak dari mereka yang kondisi orang tuanya, sungguh tidak memungkinkan untuk membiayai kuliahnya. Tapi anak-anak batak itu tetap neka. Saya salah satu diantaranya. Saya waktu itu, hanya berbekal uang sebesar 15 ribu rupiah dengan kesanggupan orang tua biaya bulanan satu ribu perbulan, dengan tujuan  Yogyakarta. Ongkos kapal waktu itu sudah 6 ribu, uang daftar di UGM 3 ribu. Belum lagi ini itu, jelas membaginya tidak bisa atau sangat sulit sekali.
Tapi itulah jalannya kehidupan, panggilan suratan tangan. Sesungguhnya kisah itu sendiri jauh lebih menarik kalau dituliskan dengan hati. Bagaimana anak kampung dengan semua ke idiotannya menapaki hidup di kota besar metropolitan. Umumnya  teman-teman meski tetap terbatas, tetapi umumnya punya uang bulanan bervariasi, antara 15-25 ribu perbulan. Tapi hal itu sama sekali tidak memberi pengaruh. Saya bersyukur karena meski dengan berbagai keterbatasan itu, ternyata saya diterima kuliah di UGM. Saat itu sebuah pencapaian luar biasa. Tetapi dengan uang satu ribu rupiah perbulan jelas ini sebuah tantangan. Tantangannya nyata dan sungguh luar biasa.
Saya sendiri punya jurus kehidupan langka tapi hemat saya pas. Misalnya dalam mencari tempat Kos, carilah di wilayah kota yang tidak ada listriknya. Maksudnya agar segalanya lebih terjangkau dan murah. Lokasi itu saya temukan, yakni di Gondolayu, pinggir kali Code. Memang kondisinya kumuh, dan tempat mandinya juga di sumur-sumur seadanya di pinggiran kali code itu. Tapi bagi anak kampung seperti saya jelas itu jauh lebih baik dari di Kampung saya. Waktu itu saya malah dapat tempat kost yang tidak perlu bayar apa-apa.
Persoalan berikutnya adalah bagaimana hidup dengan uang sebesar itu? Memang harga beras waktu itu per kilonya juga masih rp 30 rupiah. Jadi 10 kg harganya sebesar 300 rupiah. Tapi hidup dengan uang 700 rupiah perbulan, sudah termasuk semuanya secara logika itu tidak masuk akal. Teman saya yang waktu itu kost di asrama Realino, bayarannya sudah 15 ribu rupiah per bulan. Tapi saya sangat percaya jalan pasti ada. Saya  yakin sekali jalan untuk itu pasti ada. Cuma sayangnya saya belum tahu. Dari berbagai analisa yang saya lakukan, maka jalan yang tersedia adalah jadi penulis di koran harian. Karena menulis tidak terikat waktu, tidak menggangu waktu kuliah. Tapi menulis untuk bisa dimuat di koran tentunya, bukanlah tulisan yang dibuat oleh penulis seperti saya yang tidak tahu apa-apa tentang menulis. Tapi jalan itu jelas terbuka. Dan saya percaya jalan saya ada di sana. Cuma bagaimana memulainya.
Saya beruntung dan tergolong anak anak yang mudah beradaptasi, dan dengan cepat saya mendapatkan tugas sebagai pembersih dan penunggu “kantor” RW. Sebagai petugas RW saya boleh memakai sarana itu kapan saja, tugas saya hanya merawat kantor dan mengetikkan dan menyampaikan surat-surat dinas dan undangan. Entah bagaimana ceritanya, pak RW malah membolehkan saya tinggal di situ, lengkap dengan makan minum gratis di warung yang ada di dekat kantor itu. Coba bayangkan, alangkah murahnya hati pak RW itu. Tuhan menolongku lewat kebaikan hati pak RW. Sederhananya saya dapat pekerjaan jadi penjaga dan merawat kantor RW tanpa upah, tetapi sebaliknya saya bisa tinggal di kantor itu dan dapat makan di warung yang ada disamping kantor. Sungguh pencapaian yang luar biasa dan, itu saya peroleh ketika saat mandi di pinggiran kali code.
Sungguh saya sangat bersyukur karena “tangan Tuhan” memberikan saya begitu mudahnya dan semuanya. Tempat tinggal dengan semua sarananya, malah ada listrik, air ledeng dan mesin tik kantor yang bisa saya pakai sampai pagi. Padahal umumnya warga di situ ya hanya dengan lampu teplok dan air sumur. Waktu itu, sasaran dan tekad saya hanya satu jadi penulis. Menulis untuk mendapatkan honor bagi kelanjutan kuliah. Sebagai mahasiswa UGM akses ke perpustakaan terbuka lebar, bahan bacaan saya melimpah. Meski saya tidak atau belum bisa berbahasa inggeris, tapi anehnya saya merasa ngerti apa yang dimaksudkan oleh tulisan dalam buku-buku atau majalah berbahasa inggeris itu. Jadi seolah ide tulisan itu bisa saya tangkap untuk kemudian saya tuliskan dalam aroma dan suasana kehidupan sosial masyarakat kita. Saya terus menulis, menulis, menulis dan menulis. Menulis dengan mesin tik setiap ada kesempatan.
Sampai suatu hari setelah enam bulan mengetik tulisan siang  dan malam. Salah satu tulisan saya dimuat di Koran dua mingguan Eksponen Yogyakarta. Aduh senangnya bukan main. Rasanya dunia ini jadi begitu indah. Saya lalu ajak anak pak RW mengambil honor tulisan itu di jalan KH Dahlan. Memang besarnya hanya 500 rupiah, dan honor itu sendiri saya berikan ke anaknya pak RW. Maka sontak di desa itu nama saya jadi buah bibir dan terkenal, mahasiswa UGM itu ternyata pintar juga menulis. Tetapi yang lebih heboh lagi, dua minggu kemudian, koran Sinar Harapan Jakarta memuat tulisan saya dengan honor 27.500 rupiah. Setelah itu tulisan saya sudah ada dimana-mana. Bayangkan teman-teman saya umumnya hanya punya wessel antara 15-25 ribu perbulan sementara saya sudah punya penghasilan dengan rata-rata 30 ribu perbulan.
Saya percaya kemudahan itu, memang diberikan Tuhan pada saya karena saya telah meminta kepadaNYA. Saya telah melakoni hidup dengan penuh adaptasi, menjaga hubungan baik, menjadi anak muda yang santun dan ringan tangan. Saya tahu banyak orang yang bersimpati dengan upaya saya, ditambah lagi doa kedua orang tua setiap saat. Sejujurnya saya juga tahu dan yakin bahwa dalam perjalanan kehidupan saya, Tuhan pasti membantu saya dan yakin seyakin yakinnya bahwa pertolongan Tuhan pasti datang bila sudah tiba saatnya. Saya hanya perlu bersabar, bersabar dan ihtiar. Tapi kapan? Itulah rahasiaNYA. Karena itu saya melakukannya dengan yang terbaik, dengan empati serta dibalur dengan semangat pantang menyerah. Berkarya dengan merebut HatiNYA. Dengan referensi seperti itu, saya ingin menuliskan buku ini bagi anak-anak muda zaman sekarang. Zaman dimana semua serba ada dan serba tinggal sentuh.
Menulis Di Era Dot Com                                                 
Para pembaca yang budiman, era dot com ini adalah era para penulis memerlukan penyesuaian dari pola lama yang hanya fokus pada penulis buku tradisional untuk kemudian menjadi penulis yang memahami era dot com, memahami berbagai sarana, fasilitas serta software yang memudahkan mereka untuk berkarya dalam bidang tulis menulis yang sudah mereka senangi. Karena akan sangat sulit bagi seorang penulis yang masih tertinggal dan bertahan dengan pola tradisi lama. Tamsilannya anda bisa bayangkan bagaimana seorang penulis di zaman seperti sekarang ini masih mengandalkan mesin tik dalam cara berkaryanya. Memang tidak ada yang salah di sana, tetapi membayangkan anda masih mengetik sembari memberikan koreksi di sana sini dengan mempergunakan tip-Ex tentulah sungguh sebuah Ironi. Siapapun memerlukan perubahan, dan perubahan membutuhkan penyesuaian. Anda perlu menyesuaikan diri dengan era dot com. Dunia dimana semua serba terbuka transparan dan sederhana, asal tahu caranya.
Apakah seorang penulis zaman ini bisa mengabaikan kehadiran jejaring sosial? Jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, Linked-In, StumbleUpon, Tumblr, Google, Yahoo, Bing dll? Jawabannya jelas Tidak. Anda perlu minimal memahaminya tetapi lebih baik lagi menguasai ilmunya. Sementara penulis lainnya justeru telah berada dari bagian jejaring sosial itu sendiri. Saya masih ingat pengalaman sebagai penulis artikel koran di tahun 70an. Kita harus berlangganan beberapa koran utama, atau sering nongkrong di kios-kios koran langganan untuk sekedar melihat apakah tulisan kita dimuat pada hari itu apa tidak? Atau untuk mengetahui berita atau isu apa yang lagi “in” di berbagai media masa. Menulis pada waktu itu sungguh membutuhkan ketelatenan dan cerdas menyimpan informasi yang bakal jadi referensi bagi tulisan-tulisan berikutnya. Bayangkan, sekarang dengan perangkat komputer semua bisa dilakukan dengan mudahnya, dan bisa dilakukan dari mana saja sejauh ada koneksi online.
Buku ini bisa terbit tidak lepas dari bantuan dari para sahabat, baik itu berupa saran dan juga mereka yang ikut  menambahkan berbagai masukan untuk disertakan dalam tulisan buku ini. Memang ada beberapa yang terpaksa di tunda karena kalau dimasukkan takut akan terlalu jauh melebar dan memanjang. Padahal niat dari sananya hanya ingin membatasinya sampai pada memanfaatkan kemampuan menulis untuk membuka jalan kehidupan baru. Seperti pengalaman penulis sendiri, benar-benar merasakan betap besar manfaatnya menulis pada saat “semua jalan seolah tertutup”. Dengan menulis malah bisa dpercaya ia bisa memberi solusi dan juga bahkan mengantarkan kita ke jalan berikutnya. Jalan yang juga tidak kalah menariknya.
Saya berterima kasih kepada rekan-rekan sesama peneliti semasa di CDBR (center defence border reasearh) Universitas Pertahanan di era tahun 2012 seperti Dr Sobar Sutisna, Dr MD La Ode, Dr Nano Supriyatno Dll yang tidak bisa saya sebutkan disini;  yang ternyata adalah para penulis dan pembicara handal yang kemudian terus berkembang diatas keahlian utamanya masing-masing. Berdiskusi dengan mereka rasanya tiada bahan yang tidak bisa diurai untuk dituliskan kembali. Termasuk dengan kesediaan mereka diajak kapan saja (lewat hape) untuk berbagi informasi dan sudut pandang. Sedikit banyak pengaruh seperti itu ada pada Buku ini.
Penulis era dot com adalah penulis yang dituntut untuk dapat memahami dunia online. Penulis yang mengerti tentang SEO terkait penulisan artikelnya baik buat blog, terkait sosial media, press release, e-book dan menulis buku serta cara-cara penerbitannya. Karena itu penulis akan berusaha sekuat yang bisa untuk tetap konsisten agar alurnya mengacu kepada penulis di era online. Penulis yang berusaha memanfaatkan kemampuan menulisnya untuk kehidupannya, terserah seperti apakah kehidupannya itu sendiri. Sebab menulis di era online ini tidak terhingga peluangnya. Anda bisa jadi penulis di media masa, jadi penulis buku, penulis E-book, penulis artikel untuk berbagai website atau blog.  Penulis bayaran, penulis Gostwriter dll. Begitu banyak sehingga tidak kuat untuk menuliskannya satu persatu serta dengan imbalan yang juga tidak kalah menariknya.
Bayangkan di meja anda seolah dihadirkan ruang buku perpustakaan atau referensi yang besarnya lebih besar dari lapangan sepak Bola Gelora Bung Karno? Yang benar? La iyalah. Coba anda bayangkan betapa hebatnya layanan informasi yang bisa anda dapatkan lewat Google (www.google.com), Bing, Yahoo dll. Coba ketikkan apa saja di Search engine Google misalnya, maka dalam hitungan detik anda akan disuguhi ratusan juta info terkait apa yang anda mintak. Itu bermakna ratusan jutaan lembar buku, yang kalau anda masukkan dalam satu ruangan; sungguh tidak terbayang betapa besarnya ruangan yang anda perlukan. Kehidupan era Dot Com benar-benar informasi Dunia ini ada dalam jinjingan tangan anda; ruaarrr biasa. Kalau kita tidak bisa memanfaatkannya, maka yang konyol itu siapa?

Untuk Siapa Buku Saya Tulis. Pertama-tama dan terus terang buku ini cocok bagi mereka yang aslinya memang seorang penulis atau mereka yang hobby nya sebagai penulis tetapi juga suka kehidupan Online, apakah itu sebagai penggiat jejaring sosial seperti Facebooker, Tweeter, Linked-In, Instagram, StumbleUpon, Tumblr atau sebagai seorang blogger, atau para affiliasi atau affiliate marketing atau pebisnis online. Buku ini meski masih penuh dengan keterbatasannya tetapi satu hal yang dapat anda petik dari Buku ini yakni bisa mendapatkan berbagai peluang baru dalam dunia penulisan serta sekaligus mulai membangun bisnis Online kepenulisan itu sendiri. Buku ini sesungguhnya memperlihatkan dunia dot com, dengan berbagai celah dan peluang yang ada di dunia online dilihat dari sisi seorang penulis. Bahwa apakah anda nantinya tetap sebagai seorang penulis buku yang memahami dunia dot com atau penulis yang sepenuhnya mampu memnfaatkan dunia online bagi kepenulisan anda sendiri. Terserah anda.
Sebagai Blogger misalnya, anda dengan mudah melakukan sesuatu yang bisa dan potensil menghasilkan uang tambahan bagi anda. Pertama dengan buku ini diharapkan anda mengetahui dunia dot com, dan dengan kemampuan anda sebagai penulis dapat menulis berbagai artikel di blog yang SEO friendly, berbagai artikel yang benghantar blog anda sehingga ia mampu jadi blog yang menjadi trenzetter, yang banyak dikunjungi. Sebuah kesempatan yang bisa anda jadikan sebagai ladang baru dalam mendapatkan penghasilan, baik dari pemasukan iklan dan juga “monetize” blog anda sendiri. Di ujung semua itu anda masih bisa menjadikan blog anda sebagai tempat yang nyaman untuk mengumpulkan dan memperkenalkan tulisan-tulisan anda lainnya, baik yang berupa laporan, berupa E-Books atau buku-buku baru anda yang memberikan manfaat bagi pengunjung Blog Anda. Nanti bila tiba saatnya anda bisa membukukannya sesuai genre yang ada.  Semua itu akan membawa kemaslahatan tambahan bagi anda baik dari sisi glamornya kehidupan Dot Com atau secara finacial sekalipun.
Sasaran utama adalah mereka yang senang dengan kehidupan sebagai penulis tetapi masih awam dengan kehidupan atau peluang menulis secara Online, bagi mereka buku ini diharapkan dapat menjadi pembuka jalan untuk mereka membuka diri dengan era baru yang lebih baik lagi. Jika Anda seorang penulis dan sedang mencari cara yang cepat, sederhana, dan terbukti mampu menghasilkan uang serta menciptakan gaya hidup dot com, maka buku ini bisa menjadi sesuatu yang sesuai dan bisa saya tunjukkan untuk Anda. Lihat, itu bukan rahasia kehidupan dot com tapi cara ini jelas mampu menciptakan lebih banyak jutawan dari penulis yang ada di Nusantara. Maksudku, menghasilkan uang melalui kegiatan penulisan serta membawanya ke dunia bisnis menulis online yang ada di dalam jaringan dot com.
Benang merahnya adalah sebagai penulis di zaman dot com anda perlu membuka diri dengan dunia online, anda harus memulai nya dengan menulis artikel yang disukai oleh para mesin pencari seperti Google, Bing, Yahoo dll. Untuk menulis artikel yang mereka sukai, tentu anda harus memahami apa yang disebut dengan dunia blog dan tulisan-tulisan yang SEO frindly. Sebagai penulis anda juga memerlukan pembangunan Brand anda sendiri, semua itu tersedia di dunia dot com, mulai dari yang gratis sampai yang berbayar. Idenya andalah anda harus memulai dan mengembangkan brand kepenulisan anda sendiri. Cara ini adalah salah satu cara terbaik untuk memiliki lebih banyak peluang  yang bisa memberikan penghasilan, fleksibilitas, gaya hidup dot com dalam kehidupan Anda.
Mengapa Buku ini Saya Tulis. Terus terang saya terinspirasi oleh banyaknya para penulis muda yang kemampuan menulisnya sungguh memukau. Tetapi mereka seolah tidak mampu menemukan pasarnya, sebab begitu mereka ke penerbit maka jelas kelasnya belum sampai. Para penerbit saat ini sudah membuat standar tersendiri. Para penerbit yang umumnya hanya akan bersedia menerbitkan buku-buku yang sudah jelas ada pasarnya, pasar yang minimal bisa menyerap sebanyak 5000 examplar pertahun. Jelas itu bukanlah dunia bagi penulis pemula. Tetapi pada saat yang sama dunia dot com memberikan begitu banyak peluang bagi para penulis. Dunia online telah hadir dan mampu menerima anda apa adanya.Kalau anda punya ilmunya, maka anda dengan mudah dapat mulai membangun Image atau brand anda meski dengan modal gratis. 
Kadang ada juga diantara mereka yag sudah memasuki dunia dot com, pandai menulis serta mempunya gaya menulis yang untuk pemula sebenarnya sudah jauh diatas rata-rata, bagus dan mengesankan tetapi hanya sebatas itu. Ada juga anak anak muda yang mengisi blognya dengan berbagai banner, iklan dan sejenisnya yang sebenarnya sedikit mengganggu bagi para pembaca mereka, yang pada ujungnya bisa membuat para pembaca mereka meninggalkan blog, yang menyebabkan berkurangnya fans setia. Hal-hal seperti itulah yang membuat saya ingin menuliskan buku ini. Kalau cara mereka menyajikannya baik dan tahu cara menempatkan media sosial di dalamnya secara benar, maka semua dapat manfaat. Para pembaca tahu produk yang sesuai dengan topik bahasan serta bermanfaat bagi mereka, dan pengelola blog sendiri bisa mulai menulis sesuai genre yang ia suka.
Tapi anda juga harus realistis. Sebagai contoh misalnya kita melihat para penulis E-Book di Amerika. Di sana tercatat ada lebih dari 35 juta orang blogger, dan hanya 5 % diantaranya yang mencoba melihat segmen E-Book sebagai sesuatu yang potensil untuk memberikan mereka penghasilan. Memang dunia E-Book beda dengan Buku. Bayangkan kalau anda sebagai penulis di sana, anda dengan mudah mendapatkan berbagai bahan tulisan yang berupa PLR, RR dan MRR mereka dengan mudah memodifikasi bahan-bahan seperti itu sesuai dengan genre yang mereka kuasai. Kalau E-Book nya sudah jadi mereka tinggal meng-Up Load nya ke Amazon.com atau Swordmans.com dll yang sejenis maka E-Book mereka sudah bisa memasuki pasar internasional yang potensinya luar biasa. Kalau E-Book anda di sukai pasar meski dengan harga $2 tetapi kalau terjual 5000 copies saja,  anda sudah mendapatkan $10.000 atau setara dengan 120 juta rupiah. Sesuatu yang tidak terbayangkan sebelumnya.
Buku ini disajikan dengan Daftar Isi sebagai berikut :
Daftar Isi
Sekapur Sirih
Kata Pengantar
BAB  I. Ketika Semua Jalan Tertutup
1.1  Latar Belakang
1.2  Untuk Siapa Buku Saya Tulis
1.3  Mengapa Buku ini Saya Tulis
1.4 Apa Saja Yang Diuraikan Dalam Buku Ini
1.5    Reference  Untuk Anda

BAB II. Cara Menulis Artikel Berkualitas
2.1  Apa Itu Artikel Yang Berkualitas? 
2.2 Langkah-langkah Dalam penulisan Artikel
2.3 Ragam Artikel dan Cara Penuli sannya
2.4  Apa Itu Artikel SEO Friendly?
2.5  Memilih Isu Tulisan Sesuai Trending
2.6   Cara Menulis Artikel Berkualitas
2.7 Usahakan Selalu Menulis Artikel Dengan Benar.

BAB III.  Mengenal Media Dot Com
3.1  Media Dot Com
3.2  Mulai Bangun Brand Anda.
3.3   Mulai Dari Media Blogger
3.4  Cara membuat blog di blogspot 
3.5 Cara Membuat  Website Word Press.
3.6  Cara Membuat Website Pro.

BAB IV. Mengenal dan Memanfaat kan Jejaring Sosial Media
4.1   Jejaring Media Sosial.
4.2   Manfaatkan Facebook Untuk Bisnis Anda.
4.3  Beriklan di Facebook. 
4.4   Manfaatkan Twitter Untuk Bisnis Anda.
4.5 Apa Dan Bagaimana Penulisan Press Release.

BAB V.  Menjadi Penulis Produktif dan Sejahtera
5.1 Penulis Produktif dan Sejahtera Seperti Apa Mau Anda?
5.2   Artikel Seperti apa yang akan anda tulis?
5.3    Buku Seperti apa yang akan Anda Tulis?
5.4  Apakah buku yang akan anda tulis itu belum ada di pasar?
5.5  Menulislah Dengan Hati.
5.6  Lengkapi Tulisan  Anda.
Lampiran-1 : Buat Sendiri Cover Buku Anda
Lampiran-2 : Cara Membuat Cover Buku Tiga Dimensi
Lampiran-3 : Cara Mudah dan Murah Menerbitkan Buku

Apa Saja Yang Diuraikan Dalam Buku Ini. Setelah anda melihat Daftar isinya, maka anda sudah dapat melihat potensi dan manfaat buku ini buat anda. Semangatnya adalah, ibarat anda akan membuka lapak di dunia dot com, entah lapak apapun itu maka salah satu yang jadi urat nadinya adalah Berikan Yang Terbaik. Jika Anda ingin menghasilkan uang lewat bisnis penulisan online, maka salah satu kata kuncinya adalah tawarkan sesuatu yang diinginkan oleh para pelanggan anda. Ini bermakna dan yang pertama Anda harus tahu apa sesungguhnya yang mereka inginkan. Kemudian lakukan sesuatu secara professional sehingga mereka mendapatkan yang terbaik dari yang mereka inginkan. Dengan kata lain, fokus dan berikan nilai tambah kepada para pelanggan anda. Ingat uang diperoleh bukan karena usaha kerja keras semata, tetapi justeru karena empati nilai tambah atas apa yang anda berikan.
Para kastamer atau calon pelanggan anda akan membayar untuk sesuatu yang mereka anggap sangat berharga dan pantas untuk itu. Dan semakin tinggi kualitas nilai tambah yang Anda berikan, semakin banyak uang yang akan Anda hasilkan. Fokus pada Pelanggan dan Layani Dengan Ikhlas. Salah satu tantangan terbesar saat anda memulai usaha menulis Online adalah mengetahui di mana anda perlu berkonsentrasi dan mengerahkan kemampuan anda di sisi tersebut.
Umumnya para penulis pemula sering malah kena penyakit SOS atau" Obyek Shiny Syndrome" yakni suatu gejala yang selalu terpikat oleh genre baru yang lebih menjanjikan, yang membuat lupa pada tujuan semula; yang pada akhirnya hanya menguras tenaga dan waktu.Mengharap burung di udara, punai di tangan dilepaskan. Semua Keterampilan Bisa Dipelajari. Saya bisa menunjukkan rahasia bagaimana formula untuk menjadi orang sukses, dan ternyata itu sangat berbeda dari yang anda perkirakan sebelumnya. Pada umumnya orang beranggapan bahwa untuk sukses anda perlu penemuan baru, atau anda perlu modal besar, dan percaya rumuran seperti itulah bisa menghasilkan banyak uang. Tetapi apa sesungguhnya yang terjadi. Dalam banyak hal pola sukses sebenarnya sangat sederhana. Anda tidak perlu jadi seorang Jenius untuk bisa berhasil. Anda hanya perlu mencari model penulis sukses yang anda suka, kemudian menirunya dengan gaya anda sendiri.
Sebagai penulis era dot com, tugas Anda andalah untuk terus-menerus mencari cara terbaik dalam menyajikan informasi dan menawarkannya dengan cara yang menggiurkan,  penawaran yang membuat anda sendiri percaya bahwa penawaran seperti itu benar-benar akan bekerja dan berhasil. Kebenaran sejati dalam hal mencapai keberhasilan-untuk mewujudkan kehidupan dan keuntungan sebagaimna yang anda impikan - Anda harus memiliki kesabaran , terus memperdalam pengetahuan ketrampilan menulis anda dan komitmen sepenuh hati untuk berhasil. Diatas semua itu, anda harus berbuat sesuatu, TAKE ACTION. Nah sekarang saya akan menjelaskan apa saja yang diuraikan dalam buku ini, pada dasarnya adalah hal-hal yang terkait dengan dunia menulis dalam era dot com;
PERTAMA berbagai hal terkait kepenulisan era Online, ya menulis dan mengelola Blog atau Blogging.  Pada bagian ini anda akan diingatkan kembali tentang apa sebenarnya yang disebut artikel itu?  Seperti apa sebenarnya yang disebut artikel yang baik itu. Seperti apa sebenarnya artikel yang berkualitas itu.
Kepada anda juga diperkenalkan berbagai ragam artikel atau ragam tulisan. Dengan mengenal berbagai ragam tulisan itu dipercaya anda nantinya akan lebih leluasa memilihnya dan kemudian dipadukan untuk menyusun sebuah buku sesuai genre yang anda sudah rencanakan. Kemudian untuk lebih mendekatkan anda ke dunia dot com maka juga diperkenalkan disini tentang artikel yang SEO friendly. Artikel SEO friendly adalah sesuatu yang mesti anda kuasai kalau anda ingin berkarya di dunia Online. 

Pada bagian berikutnya anda akan disuguhkan dengan dunia blog. Apa sebenarnya blog itu, sejarahnya, cara membuatnya dan cara mengelolanya. Blog itu ada yang gratisan dengan kekuatan yang tidak kalah powernya (bisa Blogger.com atau Wordpress.com), asal anda bisa mengelolanya sesuai dengan persyaratan yang telah digariskan. Maka tentu saja blog anda tidak akan di “banned’ atau dihapus. Hanya saja memang, perlu kehati-hatian dalam mengelolanya agar blog anda tidak dihapus. Tapi kalau anda mau tampil profesional, maka sebaiknya anda lebih sesuai untuk mempergunakan blog atau website pro. Karena dari sana anda akan terlihat lebih profesional dan memang penulis yang pantas untuk dibayar dengan wajar. Pengetahuan membuat Blog atau Website adalah persyaratan dunia dot com yang harus anda kuasai.
Kemudian kepada anda juga diperlihatkan berbagai jejaring sosial media seperti Facebook, Twitter, Tumblr, Stumble Upon, Linked In,  dll., mulai dari apa dan bagaimana tentang cara kerja jejaring sosial tersebut dan bagaimana anda memanfaatkannya. Sebab jangan lupa dunia dot com adalah rangkaian jejaring sosial yang di kelola lewat suatu blog atau website sebagai pusat komandonya. Kemampuan anda mengenal dan memahami kekuatan jejaring sosial dikombinasikan dengan fasilitas yang ada pada blog atau website maka lengkap sudah upaya anda untuk memulai memperkenalkan diri Anda, memperkenalkan karya-karya atau brand anda. Untuk menambah kemampuan komunikasi anda masih akan ditambah dengan yang terkait press realese, apa dan bagaimana anda memanfaatkan press realese untuk memperkuat branding anda.
Setelah anda  diberikan pemahaman dan kemampuan  untuk menulis di dunia dot com, bagaimana menulis sebuah artikel yang sesuai dengan genre atau niche blog atau website anda. Bagaimana menulis berbagai artikel yang SEO friendly,  bagaimana anda menulis buku online, menerbitkan buku-buku anda lewat online self publishing sesuai dengan genre pilihan Anda. Juga memberikan anda pengetahuan bagaimana anda menerbitkan dan memasarkan buku anda sesuai tuntutan era dot com. Termasuk di dalamnya bagaimana anda MELAY OUT Buku Anda, dan juga membuat sampul buku Anda. Tidak hanya sampai di situ, anda juga akan diberitahu cara penulisan terkait pembuatan E-Book, bagaimana anda membuat cover E-Book dan bagaimana anda memasarkan E-Book dan Buku-buku anda lainnya lewat jejaring sosial tersebut.
Dengan berbagai pengetahuan yang diberikan dalam buku ini, maka secara sederhana anda sudah dibekali dengan pengetahuan mendasar tentang bagaimana memasuki dunia dot com atau cara sederhananya anda telah diberi tahu cara membuka usaha atau lapak kepenulisan di dunia dot com. Kemudian diberitahu cara memanfaatkan jejaring sosial dalam memperke nalkan lapak anda. Kemudian anda juga diberi tahu cara penulisan buku, cara melay outnya, membuat sampulnya, covernya dan cara penerbitannya sendiri, cukup dengan membayar satu explar saja mereka kemudian akan menerbitkan dan memasarkan buku anda. Sudah itu anda juga diberi tahu cara pembuatan E-Book mulai dari Lay Outnya, pembuatan covernya dan cara memasarkannya; baik yang secara gratis ataupun yang berbayar.
Dari semua itu Anda sudah dibekali dengan ilmu dan kemampuan untuk membangun bisnis kepenulisan di Dunia Dot Com. Tetapi apakah Anda nanti bisa berhasil atau tidak itu sudah soal lain lagi. Karena soal berhasil atau tidak itu sudah menyangkut dengan ketrampilan anda melakoni kehidupan ini. Kalau anda baik maka alam akan mererima anda dengan baik, tetapi sebaliknya kalau semangat anda hanya semangat akal-akalan maka alam juga akan mengakali Anda. Selamat Berkarya.

October 12, 2020

Perbatasan : Pulau Sebatik Ikon Kota Perbatasan





 Pulau Sebatik Ikon Kota Perbatasan

Sebagai bagian dari provinsi Kalimantan Utara banyak orang menghayalkan bahwa suatu saat Sebatik akan jadi Singapura nya Kaltara. Bukan tidak ada alasan, pulau Sebatik berada di pertigaan wilayah Malaysia-Brunai dan Filipina. Tetapi apapun itu, sebatik sebenarnya adalah salah satu pulau terluar Indonesia yang perlu mendapat perhatian. Dia tidak saja sebagai beranda depan Bangsa, tetapi ia layak dan perlu dijadikan “role model” bagi pengembangan pulau-pulau terluar. Dahulu Kemenhan dan Kementerian Kelautan dan Kemenhub mencoba untuk mengangkat  Pulau Nipah, Batam sebagai salah satu model bagi pengembangan pulau terluar dengan titik berat eknomi dan pertahanan. Pemerintah lewat KemenPU kemudian mereklamasi pulau Nipah dan jadilah ia seperti yang sekarang.Tapi sebenarnya belum bisa memberikan makna apa-apa, kecuali sedikit dari sisi pertahanan.


Jadikan Sebatik Ikon Kota Perbatasan

Kali ini saya menulis tentang pengembangan pulau Sebatik ke depan, dengan jalan melihat pulau itu sejak abat ke 16, bagaimana posisinya terhadap Tawau. Dengan mengetahui sedikit banyak tentang realitas tersebut maka para perencana nantinya akan bisa memberikan ciri khas yang sesuai bagi pengembangan pulau Sebatik jadi Kota Perbatasan. Dari sisi pertahanan Malaysia jelas sudah menjadikan Tawau sebagai Armatim atau Armada Timur (pangkalan utama Angkatan Laut nya), sementara Indonesia tidak punya ide terkait untuk itu, meski memang akan ada rencana pembangunan satu brigif di Nunukan. Tetapi masih jauh dari sepadan. Kalau Malaysia punya dua Lanud di Tawau dengan panjang runway 3000 meter, nampaknya Indonesia baru Punya Sepinggan. Sementara Tarakan, Nunukan, Malinau, Putu Sibau bandaranya baru kelas sedikit diatas “perintis”.

Belanda Juga Diusir Inggris Dari Tawau. Dalam catatan penulis, awal mula etnis pertama yang bermukim di Pulau Sebatik adalah etnis Tidung, Mereka bermukim di Pulau Sebatik bermula sekitar tahun 1912, saat mereka membuka desa Setabu atas perintah Sultan Tidung. Cerita itu sudah kita dengar dari mulut ke mulut. Termasuk dari Kepala desa Stabu sendiri (2011) saat penulis melakukan penelitian lewat Universitas Pertahanan di wilayah itu. Waktu itu, beliau menambahkan bahwa ia merupakan keturunan langsung dari orang pertama yang membuka daerah Pulau Sebatik untuk permukiman. Etnis yang menjadi mayoritas di Pulau Sebatik saat ini bukanlah etnis Tidung tetapi Bugis. Bugis menjadi etnis mayoritas dengan jumlah mencapai 70% dari keseluruhan populasi Pulau Sebatik. Etnis Jawa menjadi etnis kedua terbesar, disusul etnis Tidung, Dayak Agaba, Timor, dan Lombok. Kemudian saya juga mendapati bahwa  Ambo Mang bin Haji Midok diyakini sebagai orang pertama yang membawa keluarganya menetap di Sebatik pada 1940, tepatnya di daerah Liang Bunyu.
Tapi jauh sebelum itu pada  Abad ke 17, kongsi dagang Hindia Belanda VOC sudah mulai memperluas wilayah koloni mereka ke Borneo Timur atau Kalimantan Utara. Pada tahun 1635 Garit Thomasen Pool untuk pertama kalinya diutus Pemerintah Hindia Belanda berkunjung ke Kaltara untuk melakukan kontak dagang dengan Kerajaan Kutai Kartanegara, tetapi usaha ini tidak berhasil. Pada Tahun 1671 Belanda mengutus lagi Paoelos De Bock dengan kapal Chiolop de Noorman melakukan perluasan wilayah koloni ke Kalimantan Utara. Mereka melakukan kontak dagang dengan kerajaan Kutai Kartanegara di Tenggarong.

Pada tahun Tahun 1672 Frans Heys dengan tiga Kapal dagang berkunjung lagi ke Kerajaan Kutai Kartanegara untuk melakukan kontak dagang. Tetapi karena hasilnya kurang memuaskan maka mereka meneruskan perjalanan ke pesisir Timur pantai Kalimantan hingga Kalimantan Utara yang sekarang menjadi Negara bagian Sabah Malaysia Timur. Di suatu tempat kawasan pantai yang disebut Tanjung Tinagat (kini Tawau), Belanda membuka perkampungan baru. Disini mereka mendirikan perwakilan dagang sebagai bagian dari wilayah koloni mereka. Pada sebuah batu yang menjorok ke laut diukir lambang VOC yang secara jelas bisa dilihat dari laut sebagai bukti bahwa Tanjung Tinagat (Tawau) adalah wilayah koloni Hindia Belanda.
Strategisnya Tawau atau Malaysia, itu terlihat dari upaya Belanda dan Inggeris memperebutkan Tawau. Pada masa itu. Inggris yang telah menguasai India, Burma, semenanjung Malaya, dan Singapura, juga tengah memperluas wilayah koloninya ke Borneo Utara. Sarawak, Berunei dan Sabah berhasil mereka diduduki. Inggris berniat memperluas wilayah jajahanya hingga Tawau, tetapi tidak berhasil. Kota Tawau lebih dahulu dikuasai Belanda. Mereka terikat perjanjian bahwa sesama Bangsa Eropa tidak boleh saling berebut wilayah jajahan yang sudah dikuasai.
Akan tetapi keinginan Inggris tidak berhenti sampai disitu. Dengan sengaja Inggris membuat kekacauan di Tawau. Suku Heban dan suku suku lain diadu domba bahwa mengayau atau memenggal kepala Manusia diperbolehkan dengan alasan adat. Maka terjadilah perang antar suku di Kota Tawau. Di muara sungai Tawau dirintangi berbagai pohon yang sengaja ditumbangkan. Kapal-kapal dagang Belanda dan kapal dagang asing dirampok, awak kapalnya dibunuh. Kantor maskapai VOC Belanda diserang kemudian dibakar. Batu cadas yang bertuliskan lambang VOC diujung tanjung dihancurkan oleh agen Inggris untuk menghilangkan bukti tapal batas wilayah koloninya Belanda.
Meluasnya kekacauan di Tawau membuat Belanda merasa kewalahan. Akhirnya orang-orang Belanda menyingkir kesebuah desa yang disebut Kampung Pembeliangan. (kini berada di Kabupaten Nunukan). Disini Belanda berkirim surat Kepada Raja Bulungan Sultan Kaharuddin, untuk minta dijemput. Maka sultan mengirim beberapa perahu mengambil orang-orang Belanda untuk dibawa ke Tanjung Palas, ibukota kerajaan Bulungan. Sesampai di Tanjung Palas Sultan Kaharuddin mengajukan penawaran Kepada orang-orang Belanda apakah akan pulang kenegeri Belanda atau tetap ingin tinggal di Bulungan. Ternyata mereka memilih untuk tetap tinggal di Kerajaan Bulungan. Oleh Sultan kaharuddin Orang-orang Belanda ini diberi tempat tinggal berupa tanah seribu depa diseberang Sungai Kayan. Tempat orang-orang Belanda ini sekarang menjadi Kota Tanjung Selor, ibuKota Kabupaten Bulungan.
Kisah masa lalu setidaknya telah memberikan kita semacam referensi bagaimana perebutan wilayah ini dilakukan serta bagaimana Belanda mengincar posisi strategis wilayah Tawau dalam perdagangan. Dari sudut pandang ini, maka cara yang termudah untuk mengembangkan kawasan di segitiga Tawau, Malaysia-Brunai-Filipina adalah dengan jalan melakukan sinergi terhadap berbagai keunggulan yang sudah ada. Posisi Pulau Sebatik-Nunukan-Tarakan-Sangata-Balikpapan adalah partner yang sangat ideal bagi perkuatan kota Tawau sebagai pertigaan arus ekonomi yang mengkaitkan potensi Malaysia-Brunai-Indonesia dan Filipina. Bagaimana Kota perbatasan Pulau Sebatik mampu memanfaatkan potensi disekitarnya demi kemaslahatan bersama.

Masih ingat sejarahnya bagaimana Pulau Batam jadi Badan Otorita (sekarang Badan Penggusahaan,BP) pada tahun-tahun awal kelahirannya 1970an? Adanya semangat untuk menghadirkan Kota Industri yang bisa bekerja sama dengan negara tetangga, kota yang  tidak disibukkan oleh birokrasi pemerintahan, dan dikelola laiknya sebuah perusahaan. Sekarang ini Kota Batam[1] adalah kota terbesar di Kepulauan Riau dan merupakan kota dengan populasi terbesar ke tiga di wilayah Sumatra setelah Medan dan Palembang, Menurut Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Batam Per April 2012 jumlah penduduk Batam mencapai 1.153.860 jiwa.
Metropolitan Batam terdiri dari tiga pulau, yaitu Batam, Rempang dan Galang yang dihubungkan oleh Jembatan Barelang. Batam merupakan sebuah kota dengan letak sangat strategis. Selain berada di jalur pelayaran internasional, kota ini memiliki jarak yang cukup dekat dengan Singapura dan Malaysia. Batam merupakan salah satu kota dengan pertumbuhan terpesat di Indonesia. Ketika dibangun pada tahun 1970-an awal kota ini hanya dihuni sekitar 6.000 penduduk dan dalam tempo 40 tahun penduduk Batam bertumbuh hingga 158 kali lipat. Dan jangan lupa Batam masih tergolong wilayah perbatasan, yang memang pantas untuk dijadikan halaman depan bangsa. Lalu bagaimana dengan Pulau Sebatik?

Ikon Kota Perbatasan

Pengembangan Kota Pulau Sebatik (selanjutnya disebut Kota Sebatik)  ke depan haruslah mengupayakan untuk mengoftimalkan pemanfaatan berbagai potensi sumber daya yang ada, baik dari sisi letak geografisnya sendiri maupun potensi sumber daya alam yang telah ada, mencakup pengembangan usaha perikanan tangkap, rumput laut, pengembangan usaha tani perkebunan dan tanaman pangan seperti kakao, kopi, kelapa sawit dan padi serta pengembangan usaha-usaha perdagangan dan jasa yang menjadikannya sebagai pintu masuk ke Indonesia khususnya wilayah KalimantanTimur dan Kalimantan Utara, khususnya kota-kota disepanjangn pantai timur Kalimantan mulai dari Balikpapan, Bontang,Tanjung Selor, Tarakan, Nunukan dan Sebatik; dan juga sepanjang jalan paralel perbatasan mulai dari Tanjung Datu-hingga ke Nunukan, termasuk di dalamnya adalah potensi pariwisata (Trade and Service).
Usaha dan upaya diatas dipandang penting dalam menggerakan perekonomian Pulau Sebatik. Kalau dilihat dari potensi wilayah-wilayah yang ada di belakang Sebatik, maka jelas daya tarik pengembangan ekonomi kawasan perbatasan di segi tiga Malaysia-Brunai-Filipina itu akan sangat terpesona oleh potensi yang dimiliki Sebatik dan jajarannya. Terlebih lagi kalau Sebatik-Tawau bisa di satukan lewat jalan khusus (dengan Kapal Ferry-Roro) atau Jembatan sekelas Barelang. Kalau di perhatikan secara alami saja perkembangan Pulau Sebatik selama ini telah jadi perhatian utama bagi kawasan disekitarnya- sehingga dapat menjadi perhatian positip dari kota tetangganya Tawau. Tawau secara pasti telah menjadikan Sebatik sebagai partner dagang yang baik dan memberikan semangat kerjasamanya. Kalau sebatik didandani dengan sarana dan prasarana yang tepat maka tidak mustahil Kota Sebatik akan sangat memukau.
Bisa kebayang nggak? Kalau misalnya suatu saat nanti dibentuk sebuah Badan Pengelola Kawasan Sebatik ( disingkat BPKS) yakni lembaga instansi pemerintah Pusat yang dibentuk oleh BNPP (Badan Nasional Pengelola Perbatasan) yang mempunyai tugas dan wewenang melaksanakan pengelolaan, pengembangan dan pembangunan kawasan perbatasan sesuai dengan fungsi-fungsi kawasan?  Badan semacam ini sangat dibutuhkan dalam upaya membangun perbatasan jadi beranda depan kedaulatan bangsa. Seperti di Batam terdapat dua model pengelolaan dalam satu Pulau yakni satu Kota Batam dan satunya lagi BP Batam.
Badan Pengelola Kawasan Sebatik  ini nantinya akan menyiapkan  beberapa proyek unggulan untuk meningkatkan keunggulan dan kelebihan Pulau Sebatik dari kawasan sekitarnya. Langkah ini dimaksudkan untuk menjadikan Pulau Sebatik sebagai tempat investasi yang menarik bagi kalangan perdagangan dan pelabuhan  di kawasan segi tiga emas Malaysia-Brunai-Filipina  dan sekitarnya.
Proyek tersebut di antaranya seperti pembangunan jembatan yang menghubungkan Pulau Sebatik- Nunukan dan pulau Kalimantan,bahkan termasuk dan sampai ke Tawaunya sendiri. Kemudian diikuti dengan pengembangan pasilitas PPLB Lamijung yang menjadi satu kesatuan dengan Border Trade Zone, jalan tol Sebatik –Nunukan dan pulau Kalimantan, Perluasan atau peningkatan kualitas Pelabuhan Nunukan- pembangunan SMK unggulan pertanian, perikanan Rumput Laut, Karet dan Kakao dan bahkan balai pelatihan untuk TKI.
Konsepsi pengembangan wilayah Kabupaten Nunukan secara umum dan pulau Sebatik khususnya di masa depan harus terintegrasi dan dikembangkan melalui strategi pengembangan wilayah yang spesifik sesuai dengan kondisi geografi wilayahnya, yang sinkron  dengan VISI INDONESIA 2025 DAN KONEKTIVITAS ASEAN serta Masyarakat Ekonomi Asean 2015  baik pada wilayah laut maupun daratnya. Hal ini dikarenakan pada wilayah ini disamping merupakan wilayah perbatasan juga sebagai simpul dalam system jaringan perdagangan antar Negara, yang bisa memanfaatkan potensi perekonomian kota-kota besar di Kalimantan Timur, Kalimantan Utara khususnya Balik Papan, Samarinda, Bontang, Sangata, Tanjung Selor, Tarakan dan Nunukan dengan kota-kota di wilayah Sabah.

Perekonomian wilayah di pulau Sebatik sebenarnya telah jadi daya pikat tersendiri di daerah itu. Kalau saja Sebatik bisa dijadikan tumpuan sarana Transit (Ferry Roro-Kapal Laut Cepat dan Kapal Pesiar Sewaan), fasilitas pelabuhan, serta jaringan Hotel dan penginapan maka ia akan jadi tempat transit yang menyenangkan dan apalagi bisa lebih murah bagi kota-kota disekitarnya. Misalnya dengan Tarakan. Tarakan dapat dicapai dan dilayani oleh kapal Feri Tawindo MV dan Indomaya MV pulang pergi, setiap pagi jam 09.00 dari Pelabuhan Tengkayu, Tarakan dan jam 11.00. Harga tiket feri dari Tarakan adalah Rp 290.000 per orang(data tahun 2013) dan dari Tawau adalah 140 MYR (ringgit) per orang dan tidak tersedia tiket dengan kategori eksekutif ataupun ekonomi. Lama perjalanan adalah 4 sampai 5 jam tergantung cuaca laut.
Sebatik, Tarakan dan Tawau adalah surga petualangan laut, bila di Tarakan anda bisa melanjutkan jalan ke Pulau Derawan, maka dari Tawau anda dapat ke Pulau Sipadan dan Ligitan. Kalau Sebatik misalnya bisa membuat paket Tour dari Sebatik ke Pulau Derawan dan kota-kota disekitarnya termasuk paket penginapan, transport dan island shopping bahkan dengan atau tidak termasuk makan serta pengeluaran pribadi. Kemudian hal yang sama Tour ke Tawau- Semporna-Sipadan-Ligitan.berikut kota-kota di sekitar nya, maka ia akan jadi sesuatu yang menarik.


Sekarang sudah era globalisasi, termasuk didalamnya globalisasi ekonomi yang sedang dan masih terus akan berlangsung membawa dampak terhadap pergerakan orang, barang dan modal yang tidak lagi dapat dibatasi oleh dimensi waktu dan ruang. Menurut Dumairy[2] globalisasi dimaknai mendunianya kegiatan perekonomian, yang tidak lagi mengenal batas kenegaraan; globalisasi bukan hanya sekedar berada di tataran nasional, namun sudah menjadi transnasional kegiatan yang tidak hanya mencakup aspek perdagangan dan keuangan saja, tapi sudah memasuki ranah aspek produksi, pemasaran dan sumber daya manusia. Konsekuensinya, perekonomian antar Negara menjadi saling berkaitan, dimana peristiwa ekonomi suatu Negara dengan dan mudah berimbas ke Negara lainnya.
 Apakah Sebatik serta kawasan perbatasan di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara dapat memanfaatkan dampak positif arus globalisasi ekonomi, terutama peluang perdagangan bebas kawasan sekitarnya. Artinya, langkah awal pengembangan perdagangan seperti apa yang pas untuk Sebatik? Apakah perdagangan bebas perlu dikembangkan di kawasan Pulau Sebatik? Semua itu sangat tergantung pada kemampuan memanfaatkan potensi pasar Negara Bagian Sabah, Brunai dan Filipina dengan memanfaatkan peraturan yang ada yakni Border Trade Agreement (BTA) Tahun 1970 serta aturan yang ada pada BIMP-EAGA?
Untuk menjawab pertanyaan ini sebaiknya dalam jangka pendek perdagangan bebas lintas batas negara lewat lautlah kelihatannya yang “lebih mudah”; yakni melalui pembentukan Border Trade Zone (BTZ) – Pos Pengamanan Lintas Batas (PPLB), khususnya di kawasan perbatasan laut (pesisir), mencakup Nunukan dan sekitarnya. Dalam jangka panjang secara bertahap PKSN atau PPLB yang berada dikawasan perbatasan darat dikembangkan kegiatan perdagangan bebas lintas batas.
Kawasan perbatasan laut (pesisir) yang kita sebut di sini mencakup 5 Kecamatan di Pulau Sebatik, 2 Kecamatan di Pulau Nunukan (Nunukan, Nunukan Selatan) dan wilayah pesisir Kecamatan Sei Manggaris. Untungnya sejak awal telah dipersiapkan infrastruktur yang diperlukan untuk mendukung pergerakan lalu lintas orang dan barang. Infrastruktur transportasi berupa bandar udara Nunukan dan pelabuhan laut Tunon Taka, untuk melayani kapal melakukan bongkar muat barang dalam jumlah besar sudah tersedia.
Demikian pula PPLB Lamijung akan segera difungsikan sebagai lalu lintas keluar - masuk orang dari Nunukan ke Tawao atau sebaliknya. Model pengembangan Kawasan Perbatasan Laut  yang merupakan pilihan tepat untuk mengembangkan Nunukan dan sekitarnya membutuhkan keberadaan Kawasan  Berikat  dan Kawasan  Pelabuhan  Bebas.  Dalam  hal yang sama, Menteri Dalam Negeri selaku Kepala Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) telah mencanangkan Pulau Sebatik sebagai Kawasan Pengembangan Agroindustri dan Jasa Maritim, pada 28 Mei 2012 lalu. Sebagai kawasan pengembangan agroindustri lebih realistis untuk segera direalisasikan dalam jangka pendek, dibandingkan dengan pembentukan kawasan berikat. Karena kawasan berikat membutuhkan penyediaan sarana dan prasarana yang lebih  kompleks.
Namun demikian, pilihan model pengembangan diatas sudah mengisyaratkan peluang untuk dilakukannya kegiatan perdagangan bebas dikawasan perbatasan, walaupun perdagangan bebas dimaksud tidak dalam skala besar pada tahap awalnya. Ketersediaan fasilitas kepelabuhan perlu disiapkan dan dikembangkan, seperti dermaga, terminal penumpang, lahan penumpukan barang (kontainer), gudang, perkantoran, fasilitas CIQ serta pengamanan harus sudah disiapkan. Kenyataannya seluruh fasilitas dimaksud sudah tersedia pada pelabuhan laut Tunon Taka; hanya saja setatus pelabuhan tersebut belum sebagai Pelabuhan ekspor – impor.
Rencananya Pemerintah daerah  akan segera memindahkan lalu lintas pergerakan orang dari Nunukan menuju Tawao atau sebaliknya, yang semula berada di Tunon Taka, dialihkan ke Lamijung yang nantinya akan menjadi PPLB Laut (dilengkapi CIQS) Keberadaan Tunon Taka dan Lamijung ini dalam jangka pendek sudah relevan untuk mendukung terwujudnya perdagangan bebas lintas batas, karena selama ini antara Nunukan dan Tawao sudah terjadi kegiatan ekspor - impor melalui mekanisme perdagangan lintas batas berdasarkan ketentuan BTA.
Apa yang terjadi saat ini memang seolah dan nyatanya menjadikan posisi Nunukan tidak mengun tungkan; karena hal yang tidak mungkin dipungkiri lagi adalah produk olahan dari Malaysia sudah membanjiri pasaran retail di Sebatik, Nunukan, bahkan sudah merambah Tarakan; padahal belum tentu produk produk tersebut sesuai dengan standar laik sehat yang telah ditetapkan Pemerintah Indonesia (SNI).

Hal seperti ini mestinya harus dapat dilihat sebagai bagian dari proses alami. Sebab sejak zaman kolonial dahulu, Tawau memang sudah lebih berkembang bila dibandingkan dengan Nunukan apalagi Sebatik.  Dihadapkan pada kondisi demikian, maka langkah yang bijak dan terbaik adalah memformalkan kegiatan perdagangan lintas batas ini, menjadi perdagangan bebas lintas batas.
Dengan demikian  Pemerintah agar mempertim bangkan  perubahan status Pelabuhan Tonan Taka menjadi pelabuhan ekspor - impor; atau pelabuhan lainnya di Pulau Sebatik dalam rangka menjadikan Sebatik sebagai kawasan perkotaan, dengan basis agroindustri dan jasa maritim. Keberadaan  pelabuhan ekspor - impor ini adalah sebagai pintu keluar - masuk tunggal kegiatan perdagangan bebas, tidak hanya untuk perdagangan bebas lintas batas, namun lebih luas dari itu, yaitu dipersiapkan untuk perdagangan luar negeri yang mencakup BIMP-EAGA-Asean-Brunai-Malaysia-Indonesia dan Filipina.
Langkah berikutnya,  secepatnya merealisasikan Lamijung sebagai PPLB (CIQS), untuk keperluan lalu lintas orang antar Negara. Pergerakan pelintas batas ini, baik menggunakan passport atau pass lintas batas tidak menutup kemungkinan akan membawa barang, baik untuk keperluan pribadi maupun dagang. Adanya PPLB ini maka kegiatan keluar masuknya orang/barang dapat lebih terpantau dengan baik. PPLB lainnya ditempatkan di Pulau Sebatik. Keberadaan kedua PPLB tersebut, apabila sudah berfungsi dengan baik, maka pelbagai pos lintas batas tradisional yang ada harus ditutup  secara  bertahap,  mengingat  selama  ini kegiatan perdagangan illegal banyak melalui pos tradisional dimaksud, yang sudah menyatu dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
Langkah berikutnya upaya memberi nilai tambah pada produk hasil bumi, hasil laut dengan jalan melakukan pengolahannya terlebih dahulu. Untuk itu diperlukan adanya Border Trade Zone (BTZ) dalam kawasan PPLB. Konsepsi BTZ ini identik dengan upaya perluasan marketing. Dalam kawasan ini dipertemukan penjual - pembeli, dengan  memperdagangkan produk setegah jadi atau untuk sementara  produk ekstratif; BTZ ini perlu dilengkapi fasilitas gudang untuk transit (penyimpa nan sementara) produk yang diperdagangkan; didukung sistem pengelolaan profesional, transaksi perdagangan (ekspor), bongkar muat yang dapat diselesaikan cepat dan profesional, serta langsung dapat dikapalkan atau sementara menunggu proses administratifnya, produk tersebut dapat dititipkan di gudang transit) sebelum diekspedisikan menuju pelabuhan ekspor - impor (kapal).
Langkah berikutnya, memastikan produk yang diperdagangkan merupakan produk unggulan kawasan; unggul dari segi apa saja, mulai dari kualitas produk, harga jual yang kompetitip; tentu ini membutuhkan strategi dan taktis yang komprehensip  mulai dari upaya perbaikan pada faktor pembudidayaannya yang didukung faktor penanganan pasca produksi; sudah ada sentuhan teknologi (kompetitif dinamis). Produk unggulan sejatinya diproduksi dalam skala besar, sehingga ini hanya dimungkinkan oleh perusahaan yang memiliki modal besar dan lahan usaha yang luas dengan pola Inti-Plasma. Sementara produksi yang dilakukan secara individual terutama penduduk lokal, harus dihimpun terlebih dahulu dalam suatu lembaga usaha bersama semisal "koperasi". 


[1] http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Batam
[2] Drs. Dumairy, MA. 1997. Perekonomian Indonesia. Cetakan Pertama. Yogyakarta; Penerbit Erlangga. Hal 10.