December 15, 2020

Buku Perbataan: Strategi Sun Tzu Memenangkan Pilkada







Pilkada adalah adu strategi. Pilkada bukan seberapa banyak duitmu untuk menang? Tapi seberapa cantik Timmu memanfaatkan Peluang. Pilkada demi Pilkada akan terus berlalu. Yang menang jadi peminpin yang kalah kembali untuk berjuang. Maka sangat tidak elok kalau Pilkadanya sudah selesai tetapi Konfliknya masih terus dipelihara. Jangan lupa Pilkada tahun 2024 kini sudah dipersiapkan dan intinya adalah bagaimana dengan Persiapan Tim Mu. Persiapan yang perlu dilakukan selagi masih dini. Jangan asal ikut Pilkada.
Pada saat Pilkada anda memerlukan Buku terkait STRATEGI SUN TZU MEMENANGKAN PILKADA. Strategi Sun Tzu melawan dan memenangkan perang yang di tuangkan dalam Pilkada. SunTzu mengajarkan cara meraih kemenangan tanpa memhabisi lawan. Ingatlah Kata SunTzu..Ketika sebuah pasukan mampu melakukan serangan, berlakulah seolah-olah tidak mampu melakukannya; ketika kita mampu mengerahkan kekuatan pasukan, berlakulah seolah-olah pasukan kita tidak mampu bergerak aktif; ketika kita sudah mendekati posisi musuh, berpura-puralah seolah-olah kita masih jauh dari lokasi mereka. Dan sebaliknya, ketika posisi kita masih jauh dari markas musuh, buatlah seolah-olah kita sudah dekat dengan lokasi mereka. Kalau anda mau ikut PILKADA- saya sarankan baca dulu buku ini-biar anda lebih mengenal siapa kawan dan siapa lawan saat kampanye. Kata orang Pilkada itu mahal biayanya ? Itu tergantung yang melihatnya. Ibarat makan, kalau kau makan dihotel berbintang lima. Satu kali makan dengan biaya satu juta, tidaklah ada artinya. Tapi kalau di warung pinggir jalan kau bisa makan sekenyang yang kau bisa harganya mungkin nggak sampai 20 ribu. Pilkada adalah adu strategi. Bukan Adu banyak duit. Buku ini diharapkan dapat memberikan inspirasi yang hidup bagaimana caranya memenangkan Pilkada dengan memanfaatkan strategi Sun Tzu secara elegan.




Manfaatkan Strategi SunTzu Dalam Memenangkan Pilkada

Kesempatan menjadi seorang Gubernur, Bupati atau Walikota sekarang ini kian terbuka. Kalau anda merasa bahwa untuk Indonesia yang lebih baik maka diperlukan para pemimpin yang baik, dan kalau anda merasa bahwa diri anda cukup baik untuk Indonesia? Maka sebaiknya anda harus maju dan ikut Pilkada. Demikian juga dengan organisasi kepemudaan atau organisasi Mahasiswa sudah sebaiknya dari awal membekali para kadernya untuk mempersiapkan mereka jadi Pimpinan Daerah. Jangan ragu. Demokrasi membuka jalan bagi siapa saja yang mampu jadi pemimpin untuk ambil bagian. Tidak ada jeleknya kan? Habis jadi pimpinan daerah kemudian jadi Presiden atau jadi Menteri? Anda tentu tidak keberatankan?
Kalau anda berminat maka buatlah rencanamu. Bagi para perencana, persiapan adalah tantangan, “gagal mempersiapkan dengan baik sama saja dengan merencanakan kegagalan itu sendiri”. Ungkapan ini juga berlaku dalam dunia politik praktis. Alam politik di era demokrasi modern berbeda dengan era sebelumnya. Dulu seorang pemimpin sudah ditetapkan sebelum dia lahir dan kemampuannya penuh dengan balutan mitos dan mistis secara turun-temurun. Tetapi setelah alam demokratis muncul maka mitos dan mistis seperti itu dihancurkan oleh logika dan rasionalitas. Orang tidak lagi mau dinina bobokkan maka kerja-kerja politik praktis menjadi sesuatu yang terukur dan terencana. Tapi pakah sesederhana itu? 

Seorang calon pemimpin tidak bisa lagi bersikap pasif bagai putra mahkota yang menunggu penobatan. Seorang politisi dituntut untuk melakukan aktivitas politik yang terencana dalam suatu manajemen yang baik. Setiap perencanaan tak berlaku seragam bagi setiap politisi. Seluruh perencanaan tersebut tentu harus disesuaikan dengan kondisi objektif politisi bersangkutan. Demikian juga calon Petahana dia boleh saja mempunyai berbagai kelebihan, tetapi soal mampu tidaknya memenangkan Pilkada[1] itu bisa jadi soal lain lagi. Memang harus diakui dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada), calon petahana memiliki kepercayaan diri yang luar biasa dibandingkan calon pendatang baru.
Tapi jangan lupa. Masih ingat dengan Pemilukada DKI 2012?  Menurut penulis Pemilukada DKI adalah contoh yang menarik tentang Tumbangnya seorang Petahana secara telak ditengah ke populerannya. Popularis Pasangan Petahana begitu luar biasa. Tetapi begitu kita melihat hasilnya? Kalah telak dan hilang begitu saja. Dalam pemilihan kepala daerah kali itu, kubu petahana tampak begitu atraktif dibanding para penantangnya. Salah satu kartu yang membuat publik berpikir ulang untuk tidak berpindah dari petahana adalah pemaparan gagasan Mass Rapid Transportation yang tampak visioner. Petahana memang punya banyak kelebihan khususnya terkait “isu-isu visioner” pembangunan. Persepsi yang berkembang waktu itu hanya petahana yang bisa melanjutkan “gagasan-gagasan visioner” itu. Calon baru akan memerlukan waktu untuk belajar dan mempela jarinya.
Ya  waktu itu  Komisi Pemilihan Umum Daerah DKI Jakarta, Jumat, 11 Mei 2012 lalu, menetapkan enam pasangan calon gubernur. Secara sederhana, pasangan petahana Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli, yang diusung Partai Demokrat, akan berhadapan dengan lima pasang penantang. Para penantang itu ialah Joko Widodo (Jokowi)-Basuki Tjahja Purnama (Ahok) yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Grindra, Hidayat Nur Wahid-Didik J. Rachbini oleh Partai Keadilan Sejahtera, Alex Noerdin-Nono Sampono oleh Partai Golkar, dan dua pasangan independen, Faisal Basri-Biem Benyamin, serta Hendardji Soepandji-A. Riza Patria.
Dari sisi penantang, tampak belum ada konsep yang begitu berbeda dibanding tawaran-tawaran kubu petahana. Inilah yang menyebabkan kubu petahana dikesankan lebih visioner. Dan karena itu, kunci untuk mengalahkan petahana adalah dengan membeberkan kelemahan kepemimpinan petahana periode sebelumnya. Di sinilah strategi Sun Tzu dimanfaatkan dengan sebaik baiknya.  Karena sudah memerintah satu periode, maka ternyata kepemimpinan Fauzi Bowo dikesankan sangat egois dan sinis serta kurang empati. Pecah kongsinya dengan Prijanto sebagai wakil gubernur jadi sesasi utama. Foke tidak bisa bekerja sama dan berbagi.  Ternyata mudah sekali membeberkan kelemahan kepemimpinan dan kebijakan petahana. Di sisi ini, masalah utama petahana ialah soal kepercayaan publik. Kubu petahana memang lebih bertumpu pada potensi pemilih rasional dan mapan, bahwa perubahan tetap dalam kesinambungan dan itu ternyata banyak disuka. Tapi, dalam hal kepercayaan ditambah lagi persoalan karakter “sinis dan kurang berempati” nya Foke terus di tonjolkan, dan ini bisa jadi bumerang. Hasilnya ternyata Petahana yang demikian kuat dan dominan di segala lini serta didukung dana pencitraan yang tiada habisnya. Ternyata tidak mampu mengalahkan Jokowi-Ahok. Pasangan pendatang baru, dua tokoh anak muda yang sesungguhnya hanya biasa-biasa saja. Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli tinggallah kenangan.
Negara Demokrasi Dari Dulunya
Bagi Indonesia, Pemilu sudah menjadi bagian integral historis daripada pelaksanaan sistem ketatanegaraan. Satu dekade setelah proklamasi 1945, tepatnya tahun 1955 Indonesia sudah melangsungkan Pemilu pertama yang demokratis. Kemudian berlanjut pada Pemilu pada era Orde Baru tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, 1997. Selanjutnya pada masa reformasi telah berlangsung tiga kali Pemilu, yakni  tahun 1999, 2004, dan 2009. Sehingga istilah Pemilu sudah sangat familiar bagi penduduk di republik ini, dan tentu saja, sudah diserap sebagai pengetahuan dasar bagi hak politik rakyat Indonesia.
Merunut kembali sejarah Pemilu 1955, Pemilu di era rezim Orde Baru, Pemilu di masa reformasi, dan Pemilu di berbagai daerah, sebenarnya bisa diambil beberapa pelajaran penting tentang pemantauan pemilu. Pemilu 1955 berlangsung pada nuansa dan suasana kepartaian yang ideologis dan partisipatif. Semangat kontestasi yang dibuktikan lebih dari 100 peserta Pemilu membuat setiap kontestan saling mengawasi pelaksanaan Pemilu. Sementara Pemilu di masa rezim kleptokratik Orde Baru berada pada semangat zaman yang represif-totaliter. Deparpolisasi dan anti partisipasi masyarakat sangat mendominasi penyelenggaraan Pemilu di masa itu. Apalagi penyelenggara pemilu masa Orde Baru melekat pada pemerintah melalui Menteri Dalam Negeri. Sehingga menjadi logis, isu pemantauan melekat pada domain rezim pemerintah.
Pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah, atau seringkali disebut pilkada, adalah pemilihan umum untuk memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah secara langsung di Indonesia oleh penduduk daerah setempat yang memenuhi syarat. Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum, pilkada dimasukkan dalam rezim pemilu, sehingga secara resmi bernama "pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah".
 Memilih Pemimpin Baru Secara Demokratis 
 Pilkada pada tataran ideal dimaksudkan untuk melakukan pergantian kekuasaan di daerah dengan cara yang demokratis, yaitu dengan mengikutsertakan rakyat secara langsung. Sehingga, diharapkan akan terpilih sosok penguasa terbaik, yang alim dan ihlas mengabdi untuk rakyat. Namun pada prakteknya muncul banyak distorsi sehingga Pilkada tidak lagi bisa diandalkan untuk memunculkan pimpinan daerah yang bagus. Tetapi persoalannya bukan di sana tetapi bagaimana anda bisa memenangkan Pilkada dimaksud.
Pemilu adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pemilu dilaksanakan secara efektif dan efisien berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. Melalui Pemilu, pemerintahan sebelumnya yang tidak memihak rakyat bisa diganti. Jika pemimpin yang dipilih oleh rakyat pada Pemilu sebelumnya ternyata kebijakannya tidak memihak rakyat maka rakyat bisa bertanggung jawab dengan tidak memilihnya lagi di Pemilu berikut nya.
Inilah kelebihan demokrasi melalui Pemilu langsung. Cara seperti ini berusaha benar-benar mewujudkan pemerintahan yang dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Demokrasi menghendaki, kekuasaan tidak dipegang oleh segelintir orang, tetapi oleh kita semua dengan melakukan pengecekan ulang dan perbaikan-perbaikan secara bertahap. Melalui Pemilu langsung, masyarakat pemilih bisa menilai apakah pemerintahan dan perwakilan pantas dipilih kembali atau justru perlu diganti karena tidak mengemban amanah rakyat. Sebagai salah satu alat demokrasi, Pemilu mengubah konsep kedaulatan rakyat yang abstrak menjadi lebih jelas. Hasil Pemilu adalah orang-orang terpilih yang mewakili rakyat dan bekerja untuk dan atas nama rakyat. Tata cara seleksi mencari pemimpin dengan melibatkan sebanyak mungkin orang telah mengalahkan popuralitas model memilih pemimpin dengan penunjukan langsung atau pemilihan secara terbatas.
Dengan demikian, Pemilu adalah gerbang perubahan untuk mengantar rakyat melahirkan pemimpin yang memiliki kemampuan untuk menyusun kebijakan yang tepat, untuk perbaikan nasib rakyat secara bersama-sama. Karena Pemilu adalah sarana pergantian kepemimpinan, maka kita patut mengawalnya. Keterlibatan aktif masyarakat dalam seluruh tahapan Pemilu sangat dibutuhkan. Masyarakat perlu lebih kritis dan mengetahui secara sadar nasib suara yang akan diberikannya. Suara kita memiliki nilai penting bagi kualitas demokrasi demi perbaikan nasib kita sendiri.
Soal kualitas produk pemilu entah seperti apapun hasilnya, bagi anda yang penting saat ini adalah bagaimana caranya untuk memenangkan Pilkada ini dan anda Menjadi seorang Gubernur, atau seorang Wali Kota atau seorang Bupati. Karena itu anda harus melihat dunia politik  itu sebagai sesuatu gelanggang persaingan biasa yang perlu dimenangkan. Dunia politik tak ubahnya seperti arena bertarung yang sangat membutuhkan strategi dan perencanaan untuk pemenangannya.  Tidak hanya sekedar politik uang, tebar sembako tetapi anda memang harus bisa memenangkan hati  para pemilih di daerah pemilihan anda. Anda harus dapat memenangkan hati rakyat.
Saat ini rakyat sudah banyak tahu dan semakin kritis serta sebagian besar tak lagi tertarik pada hanya sekedar politik uang, meskipun tak dapat dipungkiri bahwa masih ada beberapa daerah yang memang masih fokus pada kemampuan bagi-bagi uang dan tebar sembakonya para calon Pilkada. Karena itu tidak heran bahwa masih ada sebagian partai politik yang menggunakan politik uang dan tebar sembako sebagai strategi pemena ngannya.
Menurut survey yang dilakukan oleh Pew Research Center for the People and the Press terhadap sekitar 200 konsultan politik di seluruh dunia pada tahun 1997 – 1998, ditemukan fakta bahwa kualitas dari pesan-pesan kampanye politik  dan strategi pencitraan para calon pemimpin yang maju Pilkada merupakan faktor utama dalam menentukan kemenangan dalam pemilihan, sehingga selain faktor biaya yang mutlak dipersiapkan untuk menggerakkan mesin politik calon kandidat, pencitraan calon pilkada merupakan kunci penentu kemenangan.
Bagi sebagian besar warga pendekatan program kerja yang ditawarkan oleh calon pilkada hanya akan dimengerti oleh publik yang “melek” politik. Tetapi bagi publik yang “buta” politik, mereka akan lebih suka melihat citra para calon pemimpin itu sendiri. Pengertian citra dalam hal ini berkaitan erat dengan suatu penilaian, tanggapan, opini, kepercayaan publik, asosiasi, lembaga dan juga simbol simbol tertentu terhadap personel yang diusung oleh partai.  Dengan demikian, tanggapan dan penilaian publik merupakan unsur penting dalam melakukan penelitian tentang Citra. Citra (image) adalah seperangkat keyakinan, ide dan kesan seseorang terhadap suatu obyek tertentu. Sikap dan tindakan seseorang terhadap obyek tersebut akan ditentukan oleh citra obyek yang menampilkan kondisi yang paling baik. Karena itu Pencitraan adalah salah satu kunci sukses pilkada anda.
Jadi dalam garis besarnya memasarkan seorang calon Pilkada tak ubahnya seperti memasarkan sebuah produk atau jasa kepada target pasarnya.  Pada dasarnya, jika diibaratkan pemasaran produk, target pasar untuk pemilukada adalah para pemilih (voters), yang kalau kita cermati secara lebih teliti terbagi dalam empat (4) segmen. Segmen pertama adalah pemilih ideologis (ideologist voters); yang kedua adalah pemilih tradisional (traditional voters); yang ketiga adalah pemilih rasional (rational voters) yang terbagi dalam pemilih intelektual dan non partisan; dan yang keempat adalah pemilih yang masih berubah-ubah (swing voters).  Dari data empiris memperlihatkan persentasenya sebagai berikut : Ideologist dan Traditional Voters menguasai sekitar 40% dari market share, sedangkan Rational Voters dan Swing Voters menguasai sekitar 60% dari market share (Priosoedarsono, 2005[2]). Nah sebagai calon Gubernur, calon bupati atau calon walikota anda dan tim sukses anda harus dapat merebut suara tersebut sebanyak bisa.

Sekapur Sirih 


Para pembaca yang budiman. Pemilukada tidak ubahnya mempromosikan produk baru, meski kualitasnya baik tapi tanpa didukung oleh promosi yang bagus dia tidak akan dikenal oleh masyarakat. Kandidat anda tidak akan terpilih. Produk berkualitas pada ahirnya memang pasti akan selalu unggul, tetapi tanpa dengan pemasaran yang baik ia memerlukan waktu yang lama dan cenderung sudah terlambat. Berbeda kalau dipromosikan dengan baik dan tepat maka ia akan jadi produk unggulan yang disenangi warga. Karena itu pemanangan Pilkada saat ini sudah memerlukan suatu organisasi pemenangan Pilkada secara profesional yang bisa memanfaatkan semua sumber daya agar bisa memenangkan Pilkada.
Tugas kandidat bukan lagi menyusun strategi dan taktik karena hal itu telah dipercayakan pada Tim Sukses. Tugas Kandidat bukan lagi mencari dukungan dana dan mengelola dana Kampanye. Karena anda telah memper cayakan tugas ini pada orang terpercaya di dalam Tim Sukses anda. Tugas Kandidat bukan lagi untuk menyusun Jadwal Kampanye, karena anda telah mempercayakan tugas ini pada manajer tim sukses anda. Ketua Tim Sukses/Manajer Kampanye berserta anggota timnya bertanggung jawab untuk menangani seluruh tahapan dan proses pemenangan, pelaksanaan sampai sang Kandidat dilantik jadi Gubernur, jadi Wali Kota atau Bupati.
Salah satu yang besar maknanya dalam keberhasilan seorang kandidat Pilkada adalah pemahamannya bahwa sebaiknya segala sesuatu itu tidak terjadi begitu saja. Sesuatu upaya yang dilakukan secara bertahap dan berlanjut. Karena itu kita ingin mengingatkan pada calon kandidat Pilkada ada fase-fase penting yang sangat berperan dalam kesuksesan seorang kandidat.
Fase Pertama adalah Fase Penanaman Modal Sosial. Fase ini dikenal juga dengan fase sosialisasi. Fase ini adalah fase dimana kandidat secara sungguh-sungguh dan benar-benar dapat terjun ke tengah kehidupan masyarakat. Kandidat secara langsung ikut melakukan berbagai kegiatan sosial di tengah-tengah masyarakat. Kandidat melakukan kerja-kerja sosial yang populer di tengah warga, terserah apakah itu terkait lingkungan hidup, paguyuban ternak atau para tani. Artinya paguyuban yang populer di tengah-tengah warga di wilayah dimana anda akan maju untuk ikut Pilkada tersebut. Bagi calon kandidat fase ini bisa berperan sebagai ajang pelatihan kepemimpinan. Bagaimana caranya agar bisa terpilih jadi ketua paguyuban tersebut dengan cara yang baik dan elegan. Hal ini penting, karena akan langsung dilihat oleh warga.
Bagi kandidat yang jeli, fase ini sesungguhnya bisa menjadi ajang unjuk kemampuan diri dalam hal kepemimpinan. Jangan pernah berpikir bahwa modal sosial seperti ini bisa diciptakan secara instant atau dibeli dengan harga tertentu. Semakin berhasil seorang kandidat dalam organisasi kemasyarakatan maka akan semakin besar kepercayaan warga padanya. Semakin besar keberhasilan calon kandidat dalam fase ini maka akan semakin besar pengaruhnya pada popularitas calon kandidat.  Semakin kuat pula modal sosial calon kandidat dalam memperluas jaringan sosial kandidat di masyarakat.
Besarnya modal sosial yang dipupuk oleh kandidat akan sendirinya akan dapat menekan biaya finansial yang harus dikeluarkan oleh kandidat pada saat kampanye pilkada nantinya. Bahkan pada tahap tertentu, justru pemilih yang akan secara suka rela mengeluarkan tenaga dan dana untuk mendukung keberhasilan kandidat. Mereka mau menjadi pekerja sukarela dalam mensuksesan keberhasilan calon kandidat. Para sukarelawan yang teroraganisir dengan baik niscaya akan menjadi aset yang sangat besar maknanya dalam pemenagan pilkada. Bisa dipahami, seberapa besarpun dana yang ada tetapi kalau semua harus di bayar, pastilah dananya akan kurang. Tim Sukarelawan adalah solusi ampuh dalam memenangkan Pilkada.
Fase Kedua adalah Fase Meraih Dukungan Politik. Fase ini adalah fase dimana kandidat berhasil mendapat kan dukungan dari partai politik yang tepat. Kenapa kita sebut partai politik yang tepat? Karena kandidat mendapatkan partai politik yang sepenuhnya mau dan bersedia memberikan dukungannya dan yang paling penting lagi adalah Partai politik yang paling banyak pendukungnya di daerah tersebut dan mesin politik partai itu mau mendukung keberhasilan anda. Anda harus berjuangan untuk itu. Pada fase ini yang dibutuhkan adalah lobi-lobi politik dan kekuatan finansial. Kedekatan dengan elit politik menjadi faktor penting.
Hal ini penting untuk meyakinkan elit partai bahwa kandidat tersebut adalah orang yang punya potensi besar untuk memenangkan Pilkada. Kandidat juga harus dapat menyakinkan elit partai bahwa kemenangan kandidat tersebut akan menguntungkan partai untuk kurun 5 tahun kedepan. Selain itu, sudah menjadi rahasia umum, untuk mendapatkan tiket partai, kandidat juga harus mengeluarkan dana yang tidak sedikit. Suka tidak suka ini lah konsekuensi dari sistem demokrasi yang tengah kita bangun.
Fase Ketiga adalah Fase Memobilisasi Dukungan Pemilih. Ini adalah fase atau babak final dari pertandingan Pilkada. Disini kandidat dituntut untuk piawai mengatur dan menggerakan mesin mobilisasi pendukung (jaringan sosial) dan mesin pencitraan (media komunikasi). Pengalaman dan strategi politik sangat diperlukan pada fase ini. Bila dipandang perlu, konsultan politik bisa diminta bantuanya untuk mendampingi anda.
Para pembaca yang budiman penulisan buku ini bermula dari permintaan seorang sahabat yang mau ikut pemilukada, dia meminta semacam Tip untuk bisa memenangkan Pilkada. Permintaan itu kemudian di uji dan diproses lewat mekanisme diskusi rutin yang melibatkan pakar Tim Perbatasan, dan Tim Pertahanan dari kelompok www.wilayahperbatasan.com. Setelah putaran diskusi yang ketiga, ternyata hasilnya tidak saja sekedar Tips untuk memenangkan Pilkada secara Elegan, tetapi sudah hampir menyeluruh berisi suatu strategi dan taktik dari suatu proses pemenangan Pilkada secara Elegan. Itulah cikal bakal yang menjadi lahirnya buku ini.
Penulis berterima kasih pada kerjasama Tim, baik sesama mantan anggota Tim Pakar Batas Kemdagri, juga tim ahli PT Indah Unggul Bersama dan semua anggota dari Tim Perbatasan dan Pertahanan yang terhimpun dalam jaringan www.wilayahperbatasan.com dan www.wilayahpertahanan.com  Semoga buku ini dapat memberikan manfaat pada kemajuan berdemokrasi di tanah air tercinta.

Untuk memperkaya cara pandangan anda, maka buku ini disusun dengan daftar isi sebagai berikut :



 



Daftar Isi

Isi
Sekapur Sirih
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Strategi Sun Tzu Dalam Pemilukada
1.1   Latar Belakang.
1.2   Kenapa Buku Ini Saya Tulis
1.3   Untuk Siapa Buku Ini Saya Tulis
1.4   Apa Manfaat Buku Ini Buat Anda
1.5   Tata Urut dan Ruang Lingkup
Defenisi dan Pengertian
Daftar Pustaka
BAB II  Tata Cara Pendaftaran Pemilukada
2.1  Sejarah Pemilukada.
2.2  Poin-point  Perlu Revisi UU Nomor 1 Tahun 2015 tentang  Pemilukada
2.2.1  Revisi Versi atau Usulan DPR. Dewan
2.2.2  Poin-poin Revisi Versi Pemerintah.
2.2.3 13 Poins Revisi UU Pilkada Kesepakatan
2.3    Calon Pilkada Dari Partai Politik Yang Tengah Konflik
2.4    Intisari UU No 1 Tahun 2015 tentang Pemilihan Kepala Daerah.
2.5   Tata Cara dan Mekanisme Pemilihan Kepala Daerah 
BAB  III  Rencanakan Kemenanganmu
3.1     Ihtiar Itu Harus Maksimal
3.2    Temukan Visi dan Misi, Gratiskan Pendidikan dan Kesehatan.
3.3    Temukan Kenderaan Politik yang sinergis dengan Keberhasilan Anda.
3.4 Peta Politik dan Kekuatan Pendukungnya
3.5     Mengetahui Kelemahan dan Kekuatan Petahana dan Kandidat Lain 
BAB IV   Membentuk Tim Sukses
4.1     Persiapan Pembentukan
4.2     Penyiapan sarana dan prasarana Tim Sukses
4.3     Pembentukan Tim Sukses
4.4     Road Map Menuju Kemenangan
4.4.1  Matangkan Strategi
4.4.2  Road Map Tim Sukses
BAB V  Launching Kampanye, Menangkan PilkadaMU
5.1    Big Launching atau Soft Launching?
5.2    Persiapan Launching
5.3    Big Launching Kampanye
5.4    Menangkan Pilkadamu
5.5 Pengalaman Kandidat Yang Berhasil       

Bandung  2015


[1] Catatan penulis: pemakaian kata Pemilukada atau Pilkada dalam buku ini maknanya sama, kalau kebetulan terasa menuliskannya lebih cocok pilkada maka akan dituliskan sebagai pilkada, begitu juga sebaliknya kalau lebih cocok pemilukada maka dituliskan sebagai pemilukada.
[2] Pendapat ini dikutip oleh berbagai media online tetapi penulis belum dapat menemukan bukunya sendiri, namun diyakini akan kualitas pemikirannya yang baik dan benar.


November 18, 2020

Sejahtera Bersama Kopi Mandheling: Strategi Dahlan Hasan Membangun Madina


 SejahTera Bersama Kopi Mandheling: Strategi Dahlan Hasan Membangun Madina

Terus terang aku senang membaca Buku ini. Buku yang berkisah tentang usaha yang tiada henti–hentinya dari Bupati Patahana Madina Dahlan Hasan Nasution dalam membangun Kabupatennya. Ya selama ini kita sudah lama mengetahui bahwa Kopi Mandheling enaknya itu tiada tara.  Gurih rasanya, dan harum baunya. Sederhananya, Kopi Mandailing atau Mandheling sudah ke sohor ke seluruh Dunia. Nilainya itu sungguh tidak terkira. Yang terpikirkan kini adalah bagaimana agar nama yang sudah baik bisa tetap lebih baik lagi, minimal bisa dipertahanakan. 

Lalu aku ingat. Ketika masih SMP di Kotanopan tahun 70 awal, Tulangku (sopir Truk) mengajak aku ke Siantar. Karena muatannya dari Sorik Marapi kami mampir ke sana. Bere ingat ini Ya, begitu beliau menarik dan memberdirikanku di ata batu. Bere inilah yang disebut Tor Pangolat. Hamparan yang didepan adalah pemandangan indah lembah Mandailing Godang yang luas dan subur hinga ke dataran tinggi Padasidempuan. Tempat Kopi terbaik dunia tumbuh, tempat rawa godang sebagai hasil persahabatan Sungai Batang Gadis dan Sungai Batang Angkola. Kalau kedua potensi ini kelak bisa kau kembangkan wilayah ini akan makmur.  Orang Belanda mengatakan Tor Pangolat itu sebagai hemelspoort  yang artinya PINTU SORGA. Kala itu aku sama sekali nggak “ngeh” anggak ngerti maksud tulangku itu. Tetapi 50 tahun kemudian, dan setelah membaca Buku bapa Dahlan Hasan ini barulah mataku terbuka. Alangkah besarnya potensi wilayah ini, dan hebatnya lagi beliau tahu cara membangunnya. Hanya memang belum tuntas.

Buku ini sejatinya adalah kemasan strategi pembangunan Madina yang dikemas dalam bentuk Buku yang enak dibaca dan memang perlu. Buku ini juga menceritakan bagaimana Kopi bisa tumbuh berkembang di Madina sejak zaman Kolonial, sejak zaman penjajahan. Jauh sebelum Partiang Latong jadi kernet Pedati jurusan  Panyabungan-Sibolga yang menjadi pengusaha angkuta Kopi pada zamannya. Buku ini juga membedah strategi baru pengembangan Madina Kedepan, Madina yang modern tetapi sejahtera dengan aroma perdesaan yang di dukung oleh sarana dan prasarana Transportasi Udara (Lanud Malintang), KEK dan Pelabuhan Batahan.yang memadukan pasar Tradisional dan Modern di sekitarnya. Buku ini juga menceritakan bagaimana Bisnis Kopi tiga terbesar di Pentas Dunia, dia juga menceritakan Bisnis Kopinya Starbucks, Costa Coffee dan Luckin Coffee dan tentu termasuk di Indonesia dan malah tidak ketinggalan bagaimana Kedai Kopi di Madina. Jangan Lupa Seruput Kopinya

 


Kopi Mandheling  Kopi yang Nikmatnya Tiada Tara

Kembali kita ke Buku Pa Dahlan Hasan, Ya. Suatu tugas yang tidak mudah. Menurut Dahlan, sebagai Bupati dia senang dengan tantangan itu. Tetapi jelas, hal seperti ini tidaklah mungkin bisa ditangani oleh Bupati saja. Ini memerlukan kerja sama semua pemilik nama tanah Mandailing, ya tanah Mandailing Natal. Kita juga tahu bahwa para pekebun Kopi di wilayah Mandailing atau berbagai Kopi di wilayah Indonesia lainnya seperti yang mewakili nama Kopi khusus atau SPECIALITY Gunung Puntang, Mekar Wangi, Manggarai, Malabar Honey, Atu Lintang, Toraja Sapan, Gayo Organik, Java Cibeber, West Java Pasundan Honey; Arabica Toraja, Flores Golewa, Redelong, Preanger Weninggalih, Flores Ende Dll Daerah penghasil Kopi yang umumnya belum sepenuhnya bisa menikmati hasil jerih payahnya. Patahanan bilang kita tahu, kita juga pahami bahwa para petani Kopi di wilayah Madina masih jauh dari dukungan sarana dan prasarananya. Umumnya kebun Kopi jauh dari Desa atau Kampung, tidak ada jalan besar bahkan jalan kecil ke lokasi Kebun Kopi, padahal kita tahu Kopi Arabika itu baru bisa tumbuh dengan baik pada ketinggian antara 700 – 1600 m dari permukaan laut. Tentu tanpa dukungan sarana jalan dari Pemda, tidak mudah menjangkau wilayah kebun seperti itu.

Karena itulah menurutnya selama ini Madina terus berupaya untuk berbuat sesuatu bagi para penggiat Kopi.  Meski terbatas, sarana jalan terus dibangun misalnya dari desa Pagur ke Desa Padang Lawas. Madina juga sudah mempunyai partner dengan PT Kopi Rakyat Indonesia untuk bekerja sama mengembangkan lahan Kopi bersama rakyat. Juga sudah ada Rumah produksi Kopi dari BI. Sudah didirikan Sekolah Kopi. Juga sudah ada   Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis Kopi Mandailing (MPIG) sebagai pemilik Hak Paten Indikasi Geografis Kopi Arabika Mandheling dan sekaligus jadi kawan dalam meningkatkan kualitas kopi di tingkat petani. Teman para petani Kopi, baik dari sisi hulu maupun hilir atau mulai dari budidaya hingga paska panen agar sesuai dengan standar kualitas pasar internasional. Serta bagaimana pula melakukan negosiasi dengan produsen-produsen yang selama ini memakai nama Mandailing. Mereka yang selama ini mengharumkan nama Kopi Mandheling, semua itu semoga akan membuat para penggiat Kopi Mandheling jadi lebih solid dan lebih bekerja sama untuk kemakmuran bersama. Kita juga berusaha untuk memanfaatkan BumDes menjadi salah satu solusi atau upaya untuk lebih menyemarakkan Kopi Mandheling di tingkat akar rumput.


Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis Kopi Mandailing (MPIG) sebagai pemilik Hak Paten Indikasi Geografis Kopi Arabika Mandheling

Sebagai Bupati Madina dan sebagai simbol kepedulian dan kebersamaan Dahlan juga membuatkan percontohan cara budi daya kopi. Contohnya itu dia buatkan di sebelah kiri kantor bupati. Kebun Kopi lengkap dengan tanaman tumpang sari berupa sayur mayurnya (pola tumpang sari). Harapannya sederhana, agar warga bisa mencontohnya. Dalam pandangan nya, masyarakat kita sampai sekarang tak menerima kalau kita hanya OMdo atau omong doang. Apalagi kalau hanya ngomong tanpa bukti yang jelas, rakyat tidak akan mau. Kita harus ikut melakukannya secara bersama. 

Buku ini sejatinya adalah kemasan strategi pembangunan Madina yang dikemas dalam bentuk Buku yang enak dibaca dan memang perlu. Buku ini juga menceritakan bagaimana Kopi bisa tumbuh berkembang di Madina sejak zaman Kolonial, sejak zaman penjajahan. Jauh sebelum Partiang Latong jadi kernet Pedati jurusan  Panyabungan-Sibolga yang menjadi pengusaha angkuta Kopi pada zamannya. Buku ini juga membedah strategi baru pengembangan Madina Kedepan, Madina yang modern tetapi sejahtera dengan aroma perdesaan yang di dukung oleh sarana dan prasarana Transportasi Udara (Lanud Malintang), KEK dan Pelabuhan Batahan.yang memadukan pasar Tradisional dan Modern di sekitarnya. Buku ini juga menceritakan bagaimana Bisnis Kopi tiga terbesar di Pentas Dunia, dia juga menceritakan Bisnis Kopinya Starbucks, Costa Coffee dan Luckin Coffee dan tentu termasuk di Indonesia dan malah tidak ketinggalan bagaimana Kedai Kopi di Madina.

 

Buju yang berisi Strategi Dahlan Hasan Nasution Membangun Madina

Tetapi sesungguhnya Kopi Mandheling itu sendiri, dari awalnya bukanlah di desain untuk bisa menjadi Kopi terbaik. Kala itu menanam Kopi juga bukanlah sebuah usaha yang menguntungkan. Kopi Madina justeru berkembang karena hadirnya Tanam Paksa yang dilakukan oleh Pemerintah Belanda. Pemerintah Hindia Belanda mulai memasuki wilayah Mandheling atau Mandailing Natal tahun 1824 dan membentuk pemerintahan dibawah Karesidenan Air Bangis bagian dari Gouvernment Sumatra's Westkust. Pada masa itu Belanda belum bisa memasuki wilayah Mandailing. Belanda masih mencoba merebut Bonjol, Bonjol kala itu masih berstatus  DOM[1] .  Ini mengindikasikan bahwa penguasaan wilayah dengan pengerahan militer memerlukan biaya yang tidak sedikit. Harus ada biaya yang bisa diambil dari daerah taklukan.  Karena itu, selagi masa perang dan melakukan pertempuran, produksi beras lokal pun termasuk Kopi dimanfaatkan Belanda untuk menghasilkan uang. Terlebih lagi waktu itu beras masih melimpah. Semua itu dikirim ke Jawa.

Kopi Mandailing juga kembali mengingatkan kita akan kehidupan di pantai barat Sumatera, yang sudah lama sepi. Kota-kota pantai, seperti Barus, Sibolga, Natal, Air Bangis, dan Padang, sudah ratusan tahun tak lagi ingar bingar. Pada masa lalu, orang dari berbagai bangsa di dunia hilir mudik di tempat itu. Kini semuanya sunyi, tinggal kopi yang menjadi sisa kejayaan sebuah peradaban di tempat itu, yakni Kopi Mandheling atau Mandailing. Alun-alun Kecamatan Natal sudah lama  sepi, meski kini sudah ada KEK Batahan. Beberapa meriam tua terletak di ujung alun-alun dan menghadap ke Samudra Indonesia. Kota yang dulu mempunyai Benteng Eluot yang didirikan Belanda pada tahun 1833 an dan digunakan sebagai pelabuhan dagang, bahkan ada juga yang menyebut Portugis pernah membuat benteng serupa di tempat itu, kini benar benar sepi.

Ada yang bilang ”asal-usul kopi Mandheling bukanlah dibawa oleh orang Belanda, tetapi sebagian mengatakan dibawa oleh orang Inggeris[2] tapi ada juga yang mengatakan orang Minangkabaulah yang memulainya. Orang minang yang naik haji ke Mekkah. Ketika kembali, mereka membawa biji-biji kopi dari Mekkah kemudian ditanam di daerah Minangkabau. Jadi, sebelum awal abad ke-18 tanaman kopi sudah ada di pantai barat Sumatera,” kata sejarawan dari Universitas Andalas, Prof Gusti Asnan.  Pada tahun 1789, kopi diperdagangkan di Kota Padang. Setahun kemudian, ada laporan yang menyebutkan, sebuah kapal Amerika yang pertama berlabuh di Kota Padang telah memuat kopi.

Bisnis Kopi adalah bisnis yang menarik dan menjanjikan bagi yang memang senang dengan Kopi, tetapi yang lebih menarik bagi kalangan per Kopian di Indonesia adalah bagaimana agar Kopi yang sudah banyak di kenal warga Dunia ini bisa menjadikannya lebih memberikan nilai tambah bagi para anak negeri. Idenya adalah bagaimana agar Kopi ini jadi bisnis yang menarik. Itu artinya akan lahir kelak pusat-pusat kebun Kopi yang lengkap dengan dukungannya. Kebun-kebun Kopi yang punya sarana jalan untuk menjangkaunya. Jadi siapapun ia, mereka bisa berkebun Kopi dengan mudah. Sepeda motornya bisa jalan-jalan di tengah kebun Kopinya. Mereka juga punya banyak sumber pengetahuan terkait bagaimana caranya berkebun Kopi yang benar dan baik serta mempu memberikan hasil kepada mereka secara optimal. Buku ini juga memberikan contoh cara bertanam Kopi yang benar dan baik. Mereka juga tahu terkait berbagai peralatan berbisnis Kopi. Baik itu sarana yang baik dan benar untuk para pekebunnya, atau sarana dan teknologi yang tepat untuk para pemilik Kedai Kopi, para pemilik Kedai Panggang Kopi. Patahana ingin melihat mendorong peran Pemda, peran Perguruan Tinggi/ Sekolah, peran Koperasi, peran Rumah Produksi dan bahkan peran para konsultan Kopi. Peran para Kolaborator yang bisa menghadirkan bisnis Kopi yang menguntungkan bagi semua pihak, khususnya bagi warga Madina.



[1] DOM itu singkatan dari Daerah Operasi Militer, dimana semua kehidupan warga di kontrol untuk memaksa mereka mematuhi peraturan.

[2] http://akhirmh.blogspot.com/2014/08/bag-2-sejarah-mandailing-koffijcultuur.html

October 14, 2020

Penulis Sukses, Menulis Memberiku Semuanya

 

Ketika Seolah Semua Jalan Tertutup
oleh harmen batubara
Pembaca yang budiman, perkenankan saya menuliskan penggalan cerita yang secara langsung menyangkut kehidupan kepenulisan saya serta berkah yang dihasilkannya. Bisa jadi hal seperti ini jauh dari memadai, tetapi sejujurnya dikala seolah semua jalan tertutup menulis telah memberiku segalanya.Harapan yang memberikan semangat dan kehidupan yang enak dan bahagia untuk dilakoni. Memang masih tetap dalam batasan bersahaja tetapi sungguh memberikan kebahagiaan tersendiri. Menulis ternyata bisa membuka peluang dan memberikan rasa bermakna dan juga menyelesaikan persoalan itu sendiri.
Ini adalah penggalan kehidupan penulis, terkait kegiatan menulis. Saya yakin hal seperti akan memberikan sedikit makna bagi banyak orang. Namun demikian saya percaya semua orang mempunyai penggalan kehidupannya sendiri-sendiri yang juga tidak kalah menariknya. Penggalan kehidupan yang tertatah dengan emas dan bahkan berlian. Karena itu saya juga bisa menahan diri. Tetapi yang ingin saya kemukakan di sini adalah saya pernah mengalaminya, yakni hanya punya satu pilihan. Yakni untuk jadi seseorang sebagai penulis. Padahal dari sananya, saya sama sekali jarang bersentuhan dengan upaya untuk menulis. Memang membaca saya suka. Tetapi untuk menuliskannya, saya selalu kesulitan. Kesulitan untuk menyusun kata-katanya. Mana kata-kata yang harus di dahulukan. Pendek kata menulis adalah sesuatu yang tidak terpikirkan sejak dari awalnya.


Pernah dengar dengan istilah tentang anak batak di perantauan kan? Batak tembak langsung. Tapi ini untuk setting ceritra tahun tahun 70an. Itu menurut saya adalah upaya untuk menggambarkan anak-anak batak yang di kampungnya sana, dia dengan segala keterbatasannya. Dia yang aslinya belum tahu apa-apa, dia yang tidak tahu apa itu universitas, apa itu aturan lalu lintas jalan; tidak tahu mana saatnya stop dan mana saat jalan ketika melihat lampu setopan “abang-ijo” di jalanan. Tetapi semua itu tidak menyurutkan semangat mereka untuk melanjutkan kuliah ke Jawa. Banyak dari mereka yang kondisi orang tuanya, sungguh tidak memungkinkan untuk membiayai kuliahnya. Tapi anak-anak batak itu tetap neka. Saya salah satu diantaranya. Saya waktu itu, hanya berbekal uang sebesar 15 ribu rupiah dengan kesanggupan orang tua biaya bulanan satu ribu perbulan, dengan tujuan  Yogyakarta. Ongkos kapal waktu itu sudah 6 ribu, uang daftar di UGM 3 ribu. Belum lagi ini itu, jelas membaginya tidak bisa atau sangat sulit sekali.
Tapi itulah jalannya kehidupan, panggilan suratan tangan. Sesungguhnya kisah itu sendiri jauh lebih menarik kalau dituliskan dengan hati. Bagaimana anak kampung dengan semua ke idiotannya menapaki hidup di kota besar metropolitan. Umumnya  teman-teman meski tetap terbatas, tetapi umumnya punya uang bulanan bervariasi, antara 15-25 ribu perbulan. Tapi hal itu sama sekali tidak memberi pengaruh. Saya bersyukur karena meski dengan berbagai keterbatasan itu, ternyata saya diterima kuliah di UGM. Saat itu sebuah pencapaian luar biasa. Tetapi dengan uang satu ribu rupiah perbulan jelas ini sebuah tantangan. Tantangannya nyata dan sungguh luar biasa.
Saya sendiri punya jurus kehidupan langka tapi hemat saya pas. Misalnya dalam mencari tempat Kos, carilah di wilayah kota yang tidak ada listriknya. Maksudnya agar segalanya lebih terjangkau dan murah. Lokasi itu saya temukan, yakni di Gondolayu, pinggir kali Code. Memang kondisinya kumuh, dan tempat mandinya juga di sumur-sumur seadanya di pinggiran kali code itu. Tapi bagi anak kampung seperti saya jelas itu jauh lebih baik dari di Kampung saya. Waktu itu saya malah dapat tempat kost yang tidak perlu bayar apa-apa.
Persoalan berikutnya adalah bagaimana hidup dengan uang sebesar itu? Memang harga beras waktu itu per kilonya juga masih rp 30 rupiah. Jadi 10 kg harganya sebesar 300 rupiah. Tapi hidup dengan uang 700 rupiah perbulan, sudah termasuk semuanya secara logika itu tidak masuk akal. Teman saya yang waktu itu kost di asrama Realino, bayarannya sudah 15 ribu rupiah per bulan. Tapi saya sangat percaya jalan pasti ada. Saya  yakin sekali jalan untuk itu pasti ada. Cuma sayangnya saya belum tahu. Dari berbagai analisa yang saya lakukan, maka jalan yang tersedia adalah jadi penulis di koran harian. Karena menulis tidak terikat waktu, tidak menggangu waktu kuliah. Tapi menulis untuk bisa dimuat di koran tentunya, bukanlah tulisan yang dibuat oleh penulis seperti saya yang tidak tahu apa-apa tentang menulis. Tapi jalan itu jelas terbuka. Dan saya percaya jalan saya ada di sana. Cuma bagaimana memulainya.
Saya beruntung dan tergolong anak anak yang mudah beradaptasi, dan dengan cepat saya mendapatkan tugas sebagai pembersih dan penunggu “kantor” RW. Sebagai petugas RW saya boleh memakai sarana itu kapan saja, tugas saya hanya merawat kantor dan mengetikkan dan menyampaikan surat-surat dinas dan undangan. Entah bagaimana ceritanya, pak RW malah membolehkan saya tinggal di situ, lengkap dengan makan minum gratis di warung yang ada di dekat kantor itu. Coba bayangkan, alangkah murahnya hati pak RW itu. Tuhan menolongku lewat kebaikan hati pak RW. Sederhananya saya dapat pekerjaan jadi penjaga dan merawat kantor RW tanpa upah, tetapi sebaliknya saya bisa tinggal di kantor itu dan dapat makan di warung yang ada disamping kantor. Sungguh pencapaian yang luar biasa dan, itu saya peroleh ketika saat mandi di pinggiran kali code.
Sungguh saya sangat bersyukur karena “tangan Tuhan” memberikan saya begitu mudahnya dan semuanya. Tempat tinggal dengan semua sarananya, malah ada listrik, air ledeng dan mesin tik kantor yang bisa saya pakai sampai pagi. Padahal umumnya warga di situ ya hanya dengan lampu teplok dan air sumur. Waktu itu, sasaran dan tekad saya hanya satu jadi penulis. Menulis untuk mendapatkan honor bagi kelanjutan kuliah. Sebagai mahasiswa UGM akses ke perpustakaan terbuka lebar, bahan bacaan saya melimpah. Meski saya tidak atau belum bisa berbahasa inggeris, tapi anehnya saya merasa ngerti apa yang dimaksudkan oleh tulisan dalam buku-buku atau majalah berbahasa inggeris itu. Jadi seolah ide tulisan itu bisa saya tangkap untuk kemudian saya tuliskan dalam aroma dan suasana kehidupan sosial masyarakat kita. Saya terus menulis, menulis, menulis dan menulis. Menulis dengan mesin tik setiap ada kesempatan.
Sampai suatu hari setelah enam bulan mengetik tulisan siang  dan malam. Salah satu tulisan saya dimuat di Koran dua mingguan Eksponen Yogyakarta. Aduh senangnya bukan main. Rasanya dunia ini jadi begitu indah. Saya lalu ajak anak pak RW mengambil honor tulisan itu di jalan KH Dahlan. Memang besarnya hanya 500 rupiah, dan honor itu sendiri saya berikan ke anaknya pak RW. Maka sontak di desa itu nama saya jadi buah bibir dan terkenal, mahasiswa UGM itu ternyata pintar juga menulis. Tetapi yang lebih heboh lagi, dua minggu kemudian, koran Sinar Harapan Jakarta memuat tulisan saya dengan honor 27.500 rupiah. Setelah itu tulisan saya sudah ada dimana-mana. Bayangkan teman-teman saya umumnya hanya punya wessel antara 15-25 ribu perbulan sementara saya sudah punya penghasilan dengan rata-rata 30 ribu perbulan.
Saya percaya kemudahan itu, memang diberikan Tuhan pada saya karena saya telah meminta kepadaNYA. Saya telah melakoni hidup dengan penuh adaptasi, menjaga hubungan baik, menjadi anak muda yang santun dan ringan tangan. Saya tahu banyak orang yang bersimpati dengan upaya saya, ditambah lagi doa kedua orang tua setiap saat. Sejujurnya saya juga tahu dan yakin bahwa dalam perjalanan kehidupan saya, Tuhan pasti membantu saya dan yakin seyakin yakinnya bahwa pertolongan Tuhan pasti datang bila sudah tiba saatnya. Saya hanya perlu bersabar, bersabar dan ihtiar. Tapi kapan? Itulah rahasiaNYA. Karena itu saya melakukannya dengan yang terbaik, dengan empati serta dibalur dengan semangat pantang menyerah. Berkarya dengan merebut HatiNYA. Dengan referensi seperti itu, saya ingin menuliskan buku ini bagi anak-anak muda zaman sekarang. Zaman dimana semua serba ada dan serba tinggal sentuh.
Menulis Di Era Dot Com                                                 
Para pembaca yang budiman, era dot com ini adalah era para penulis memerlukan penyesuaian dari pola lama yang hanya fokus pada penulis buku tradisional untuk kemudian menjadi penulis yang memahami era dot com, memahami berbagai sarana, fasilitas serta software yang memudahkan mereka untuk berkarya dalam bidang tulis menulis yang sudah mereka senangi. Karena akan sangat sulit bagi seorang penulis yang masih tertinggal dan bertahan dengan pola tradisi lama. Tamsilannya anda bisa bayangkan bagaimana seorang penulis di zaman seperti sekarang ini masih mengandalkan mesin tik dalam cara berkaryanya. Memang tidak ada yang salah di sana, tetapi membayangkan anda masih mengetik sembari memberikan koreksi di sana sini dengan mempergunakan tip-Ex tentulah sungguh sebuah Ironi. Siapapun memerlukan perubahan, dan perubahan membutuhkan penyesuaian. Anda perlu menyesuaikan diri dengan era dot com. Dunia dimana semua serba terbuka transparan dan sederhana, asal tahu caranya.
Apakah seorang penulis zaman ini bisa mengabaikan kehadiran jejaring sosial? Jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, Linked-In, StumbleUpon, Tumblr, Google, Yahoo, Bing dll? Jawabannya jelas Tidak. Anda perlu minimal memahaminya tetapi lebih baik lagi menguasai ilmunya. Sementara penulis lainnya justeru telah berada dari bagian jejaring sosial itu sendiri. Saya masih ingat pengalaman sebagai penulis artikel koran di tahun 70an. Kita harus berlangganan beberapa koran utama, atau sering nongkrong di kios-kios koran langganan untuk sekedar melihat apakah tulisan kita dimuat pada hari itu apa tidak? Atau untuk mengetahui berita atau isu apa yang lagi “in” di berbagai media masa. Menulis pada waktu itu sungguh membutuhkan ketelatenan dan cerdas menyimpan informasi yang bakal jadi referensi bagi tulisan-tulisan berikutnya. Bayangkan, sekarang dengan perangkat komputer semua bisa dilakukan dengan mudahnya, dan bisa dilakukan dari mana saja sejauh ada koneksi online.
Buku ini bisa terbit tidak lepas dari bantuan dari para sahabat, baik itu berupa saran dan juga mereka yang ikut  menambahkan berbagai masukan untuk disertakan dalam tulisan buku ini. Memang ada beberapa yang terpaksa di tunda karena kalau dimasukkan takut akan terlalu jauh melebar dan memanjang. Padahal niat dari sananya hanya ingin membatasinya sampai pada memanfaatkan kemampuan menulis untuk membuka jalan kehidupan baru. Seperti pengalaman penulis sendiri, benar-benar merasakan betap besar manfaatnya menulis pada saat “semua jalan seolah tertutup”. Dengan menulis malah bisa dpercaya ia bisa memberi solusi dan juga bahkan mengantarkan kita ke jalan berikutnya. Jalan yang juga tidak kalah menariknya.
Saya berterima kasih kepada rekan-rekan sesama peneliti semasa di CDBR (center defence border reasearh) Universitas Pertahanan di era tahun 2012 seperti Dr Sobar Sutisna, Dr MD La Ode, Dr Nano Supriyatno Dll yang tidak bisa saya sebutkan disini;  yang ternyata adalah para penulis dan pembicara handal yang kemudian terus berkembang diatas keahlian utamanya masing-masing. Berdiskusi dengan mereka rasanya tiada bahan yang tidak bisa diurai untuk dituliskan kembali. Termasuk dengan kesediaan mereka diajak kapan saja (lewat hape) untuk berbagi informasi dan sudut pandang. Sedikit banyak pengaruh seperti itu ada pada Buku ini.
Penulis era dot com adalah penulis yang dituntut untuk dapat memahami dunia online. Penulis yang mengerti tentang SEO terkait penulisan artikelnya baik buat blog, terkait sosial media, press release, e-book dan menulis buku serta cara-cara penerbitannya. Karena itu penulis akan berusaha sekuat yang bisa untuk tetap konsisten agar alurnya mengacu kepada penulis di era online. Penulis yang berusaha memanfaatkan kemampuan menulisnya untuk kehidupannya, terserah seperti apakah kehidupannya itu sendiri. Sebab menulis di era online ini tidak terhingga peluangnya. Anda bisa jadi penulis di media masa, jadi penulis buku, penulis E-book, penulis artikel untuk berbagai website atau blog.  Penulis bayaran, penulis Gostwriter dll. Begitu banyak sehingga tidak kuat untuk menuliskannya satu persatu serta dengan imbalan yang juga tidak kalah menariknya.
Bayangkan di meja anda seolah dihadirkan ruang buku perpustakaan atau referensi yang besarnya lebih besar dari lapangan sepak Bola Gelora Bung Karno? Yang benar? La iyalah. Coba anda bayangkan betapa hebatnya layanan informasi yang bisa anda dapatkan lewat Google (www.google.com), Bing, Yahoo dll. Coba ketikkan apa saja di Search engine Google misalnya, maka dalam hitungan detik anda akan disuguhi ratusan juta info terkait apa yang anda mintak. Itu bermakna ratusan jutaan lembar buku, yang kalau anda masukkan dalam satu ruangan; sungguh tidak terbayang betapa besarnya ruangan yang anda perlukan. Kehidupan era Dot Com benar-benar informasi Dunia ini ada dalam jinjingan tangan anda; ruaarrr biasa. Kalau kita tidak bisa memanfaatkannya, maka yang konyol itu siapa?

Untuk Siapa Buku Saya Tulis. Pertama-tama dan terus terang buku ini cocok bagi mereka yang aslinya memang seorang penulis atau mereka yang hobby nya sebagai penulis tetapi juga suka kehidupan Online, apakah itu sebagai penggiat jejaring sosial seperti Facebooker, Tweeter, Linked-In, Instagram, StumbleUpon, Tumblr atau sebagai seorang blogger, atau para affiliasi atau affiliate marketing atau pebisnis online. Buku ini meski masih penuh dengan keterbatasannya tetapi satu hal yang dapat anda petik dari Buku ini yakni bisa mendapatkan berbagai peluang baru dalam dunia penulisan serta sekaligus mulai membangun bisnis Online kepenulisan itu sendiri. Buku ini sesungguhnya memperlihatkan dunia dot com, dengan berbagai celah dan peluang yang ada di dunia online dilihat dari sisi seorang penulis. Bahwa apakah anda nantinya tetap sebagai seorang penulis buku yang memahami dunia dot com atau penulis yang sepenuhnya mampu memnfaatkan dunia online bagi kepenulisan anda sendiri. Terserah anda.
Sebagai Blogger misalnya, anda dengan mudah melakukan sesuatu yang bisa dan potensil menghasilkan uang tambahan bagi anda. Pertama dengan buku ini diharapkan anda mengetahui dunia dot com, dan dengan kemampuan anda sebagai penulis dapat menulis berbagai artikel di blog yang SEO friendly, berbagai artikel yang benghantar blog anda sehingga ia mampu jadi blog yang menjadi trenzetter, yang banyak dikunjungi. Sebuah kesempatan yang bisa anda jadikan sebagai ladang baru dalam mendapatkan penghasilan, baik dari pemasukan iklan dan juga “monetize” blog anda sendiri. Di ujung semua itu anda masih bisa menjadikan blog anda sebagai tempat yang nyaman untuk mengumpulkan dan memperkenalkan tulisan-tulisan anda lainnya, baik yang berupa laporan, berupa E-Books atau buku-buku baru anda yang memberikan manfaat bagi pengunjung Blog Anda. Nanti bila tiba saatnya anda bisa membukukannya sesuai genre yang ada.  Semua itu akan membawa kemaslahatan tambahan bagi anda baik dari sisi glamornya kehidupan Dot Com atau secara finacial sekalipun.
Sasaran utama adalah mereka yang senang dengan kehidupan sebagai penulis tetapi masih awam dengan kehidupan atau peluang menulis secara Online, bagi mereka buku ini diharapkan dapat menjadi pembuka jalan untuk mereka membuka diri dengan era baru yang lebih baik lagi. Jika Anda seorang penulis dan sedang mencari cara yang cepat, sederhana, dan terbukti mampu menghasilkan uang serta menciptakan gaya hidup dot com, maka buku ini bisa menjadi sesuatu yang sesuai dan bisa saya tunjukkan untuk Anda. Lihat, itu bukan rahasia kehidupan dot com tapi cara ini jelas mampu menciptakan lebih banyak jutawan dari penulis yang ada di Nusantara. Maksudku, menghasilkan uang melalui kegiatan penulisan serta membawanya ke dunia bisnis menulis online yang ada di dalam jaringan dot com.
Benang merahnya adalah sebagai penulis di zaman dot com anda perlu membuka diri dengan dunia online, anda harus memulai nya dengan menulis artikel yang disukai oleh para mesin pencari seperti Google, Bing, Yahoo dll. Untuk menulis artikel yang mereka sukai, tentu anda harus memahami apa yang disebut dengan dunia blog dan tulisan-tulisan yang SEO frindly. Sebagai penulis anda juga memerlukan pembangunan Brand anda sendiri, semua itu tersedia di dunia dot com, mulai dari yang gratis sampai yang berbayar. Idenya andalah anda harus memulai dan mengembangkan brand kepenulisan anda sendiri. Cara ini adalah salah satu cara terbaik untuk memiliki lebih banyak peluang  yang bisa memberikan penghasilan, fleksibilitas, gaya hidup dot com dalam kehidupan Anda.
Mengapa Buku ini Saya Tulis. Terus terang saya terinspirasi oleh banyaknya para penulis muda yang kemampuan menulisnya sungguh memukau. Tetapi mereka seolah tidak mampu menemukan pasarnya, sebab begitu mereka ke penerbit maka jelas kelasnya belum sampai. Para penerbit saat ini sudah membuat standar tersendiri. Para penerbit yang umumnya hanya akan bersedia menerbitkan buku-buku yang sudah jelas ada pasarnya, pasar yang minimal bisa menyerap sebanyak 5000 examplar pertahun. Jelas itu bukanlah dunia bagi penulis pemula. Tetapi pada saat yang sama dunia dot com memberikan begitu banyak peluang bagi para penulis. Dunia online telah hadir dan mampu menerima anda apa adanya.Kalau anda punya ilmunya, maka anda dengan mudah dapat mulai membangun Image atau brand anda meski dengan modal gratis. 
Kadang ada juga diantara mereka yag sudah memasuki dunia dot com, pandai menulis serta mempunya gaya menulis yang untuk pemula sebenarnya sudah jauh diatas rata-rata, bagus dan mengesankan tetapi hanya sebatas itu. Ada juga anak anak muda yang mengisi blognya dengan berbagai banner, iklan dan sejenisnya yang sebenarnya sedikit mengganggu bagi para pembaca mereka, yang pada ujungnya bisa membuat para pembaca mereka meninggalkan blog, yang menyebabkan berkurangnya fans setia. Hal-hal seperti itulah yang membuat saya ingin menuliskan buku ini. Kalau cara mereka menyajikannya baik dan tahu cara menempatkan media sosial di dalamnya secara benar, maka semua dapat manfaat. Para pembaca tahu produk yang sesuai dengan topik bahasan serta bermanfaat bagi mereka, dan pengelola blog sendiri bisa mulai menulis sesuai genre yang ia suka.
Tapi anda juga harus realistis. Sebagai contoh misalnya kita melihat para penulis E-Book di Amerika. Di sana tercatat ada lebih dari 35 juta orang blogger, dan hanya 5 % diantaranya yang mencoba melihat segmen E-Book sebagai sesuatu yang potensil untuk memberikan mereka penghasilan. Memang dunia E-Book beda dengan Buku. Bayangkan kalau anda sebagai penulis di sana, anda dengan mudah mendapatkan berbagai bahan tulisan yang berupa PLR, RR dan MRR mereka dengan mudah memodifikasi bahan-bahan seperti itu sesuai dengan genre yang mereka kuasai. Kalau E-Book nya sudah jadi mereka tinggal meng-Up Load nya ke Amazon.com atau Swordmans.com dll yang sejenis maka E-Book mereka sudah bisa memasuki pasar internasional yang potensinya luar biasa. Kalau E-Book anda di sukai pasar meski dengan harga $2 tetapi kalau terjual 5000 copies saja,  anda sudah mendapatkan $10.000 atau setara dengan 120 juta rupiah. Sesuatu yang tidak terbayangkan sebelumnya.
Buku ini disajikan dengan Daftar Isi sebagai berikut :
Daftar Isi
Sekapur Sirih
Kata Pengantar
BAB  I. Ketika Semua Jalan Tertutup
1.1  Latar Belakang
1.2  Untuk Siapa Buku Saya Tulis
1.3  Mengapa Buku ini Saya Tulis
1.4 Apa Saja Yang Diuraikan Dalam Buku Ini
1.5    Reference  Untuk Anda

BAB II. Cara Menulis Artikel Berkualitas
2.1  Apa Itu Artikel Yang Berkualitas? 
2.2 Langkah-langkah Dalam penulisan Artikel
2.3 Ragam Artikel dan Cara Penuli sannya
2.4  Apa Itu Artikel SEO Friendly?
2.5  Memilih Isu Tulisan Sesuai Trending
2.6   Cara Menulis Artikel Berkualitas
2.7 Usahakan Selalu Menulis Artikel Dengan Benar.

BAB III.  Mengenal Media Dot Com
3.1  Media Dot Com
3.2  Mulai Bangun Brand Anda.
3.3   Mulai Dari Media Blogger
3.4  Cara membuat blog di blogspot 
3.5 Cara Membuat  Website Word Press.
3.6  Cara Membuat Website Pro.

BAB IV. Mengenal dan Memanfaat kan Jejaring Sosial Media
4.1   Jejaring Media Sosial.
4.2   Manfaatkan Facebook Untuk Bisnis Anda.
4.3  Beriklan di Facebook. 
4.4   Manfaatkan Twitter Untuk Bisnis Anda.
4.5 Apa Dan Bagaimana Penulisan Press Release.

BAB V.  Menjadi Penulis Produktif dan Sejahtera
5.1 Penulis Produktif dan Sejahtera Seperti Apa Mau Anda?
5.2   Artikel Seperti apa yang akan anda tulis?
5.3    Buku Seperti apa yang akan Anda Tulis?
5.4  Apakah buku yang akan anda tulis itu belum ada di pasar?
5.5  Menulislah Dengan Hati.
5.6  Lengkapi Tulisan  Anda.
Lampiran-1 : Buat Sendiri Cover Buku Anda
Lampiran-2 : Cara Membuat Cover Buku Tiga Dimensi
Lampiran-3 : Cara Mudah dan Murah Menerbitkan Buku

Apa Saja Yang Diuraikan Dalam Buku Ini. Setelah anda melihat Daftar isinya, maka anda sudah dapat melihat potensi dan manfaat buku ini buat anda. Semangatnya adalah, ibarat anda akan membuka lapak di dunia dot com, entah lapak apapun itu maka salah satu yang jadi urat nadinya adalah Berikan Yang Terbaik. Jika Anda ingin menghasilkan uang lewat bisnis penulisan online, maka salah satu kata kuncinya adalah tawarkan sesuatu yang diinginkan oleh para pelanggan anda. Ini bermakna dan yang pertama Anda harus tahu apa sesungguhnya yang mereka inginkan. Kemudian lakukan sesuatu secara professional sehingga mereka mendapatkan yang terbaik dari yang mereka inginkan. Dengan kata lain, fokus dan berikan nilai tambah kepada para pelanggan anda. Ingat uang diperoleh bukan karena usaha kerja keras semata, tetapi justeru karena empati nilai tambah atas apa yang anda berikan.
Para kastamer atau calon pelanggan anda akan membayar untuk sesuatu yang mereka anggap sangat berharga dan pantas untuk itu. Dan semakin tinggi kualitas nilai tambah yang Anda berikan, semakin banyak uang yang akan Anda hasilkan. Fokus pada Pelanggan dan Layani Dengan Ikhlas. Salah satu tantangan terbesar saat anda memulai usaha menulis Online adalah mengetahui di mana anda perlu berkonsentrasi dan mengerahkan kemampuan anda di sisi tersebut.
Umumnya para penulis pemula sering malah kena penyakit SOS atau" Obyek Shiny Syndrome" yakni suatu gejala yang selalu terpikat oleh genre baru yang lebih menjanjikan, yang membuat lupa pada tujuan semula; yang pada akhirnya hanya menguras tenaga dan waktu.Mengharap burung di udara, punai di tangan dilepaskan. Semua Keterampilan Bisa Dipelajari. Saya bisa menunjukkan rahasia bagaimana formula untuk menjadi orang sukses, dan ternyata itu sangat berbeda dari yang anda perkirakan sebelumnya. Pada umumnya orang beranggapan bahwa untuk sukses anda perlu penemuan baru, atau anda perlu modal besar, dan percaya rumuran seperti itulah bisa menghasilkan banyak uang. Tetapi apa sesungguhnya yang terjadi. Dalam banyak hal pola sukses sebenarnya sangat sederhana. Anda tidak perlu jadi seorang Jenius untuk bisa berhasil. Anda hanya perlu mencari model penulis sukses yang anda suka, kemudian menirunya dengan gaya anda sendiri.
Sebagai penulis era dot com, tugas Anda andalah untuk terus-menerus mencari cara terbaik dalam menyajikan informasi dan menawarkannya dengan cara yang menggiurkan,  penawaran yang membuat anda sendiri percaya bahwa penawaran seperti itu benar-benar akan bekerja dan berhasil. Kebenaran sejati dalam hal mencapai keberhasilan-untuk mewujudkan kehidupan dan keuntungan sebagaimna yang anda impikan - Anda harus memiliki kesabaran , terus memperdalam pengetahuan ketrampilan menulis anda dan komitmen sepenuh hati untuk berhasil. Diatas semua itu, anda harus berbuat sesuatu, TAKE ACTION. Nah sekarang saya akan menjelaskan apa saja yang diuraikan dalam buku ini, pada dasarnya adalah hal-hal yang terkait dengan dunia menulis dalam era dot com;
PERTAMA berbagai hal terkait kepenulisan era Online, ya menulis dan mengelola Blog atau Blogging.  Pada bagian ini anda akan diingatkan kembali tentang apa sebenarnya yang disebut artikel itu?  Seperti apa sebenarnya yang disebut artikel yang baik itu. Seperti apa sebenarnya artikel yang berkualitas itu.
Kepada anda juga diperkenalkan berbagai ragam artikel atau ragam tulisan. Dengan mengenal berbagai ragam tulisan itu dipercaya anda nantinya akan lebih leluasa memilihnya dan kemudian dipadukan untuk menyusun sebuah buku sesuai genre yang anda sudah rencanakan. Kemudian untuk lebih mendekatkan anda ke dunia dot com maka juga diperkenalkan disini tentang artikel yang SEO friendly. Artikel SEO friendly adalah sesuatu yang mesti anda kuasai kalau anda ingin berkarya di dunia Online. 

Pada bagian berikutnya anda akan disuguhkan dengan dunia blog. Apa sebenarnya blog itu, sejarahnya, cara membuatnya dan cara mengelolanya. Blog itu ada yang gratisan dengan kekuatan yang tidak kalah powernya (bisa Blogger.com atau Wordpress.com), asal anda bisa mengelolanya sesuai dengan persyaratan yang telah digariskan. Maka tentu saja blog anda tidak akan di “banned’ atau dihapus. Hanya saja memang, perlu kehati-hatian dalam mengelolanya agar blog anda tidak dihapus. Tapi kalau anda mau tampil profesional, maka sebaiknya anda lebih sesuai untuk mempergunakan blog atau website pro. Karena dari sana anda akan terlihat lebih profesional dan memang penulis yang pantas untuk dibayar dengan wajar. Pengetahuan membuat Blog atau Website adalah persyaratan dunia dot com yang harus anda kuasai.
Kemudian kepada anda juga diperlihatkan berbagai jejaring sosial media seperti Facebook, Twitter, Tumblr, Stumble Upon, Linked In,  dll., mulai dari apa dan bagaimana tentang cara kerja jejaring sosial tersebut dan bagaimana anda memanfaatkannya. Sebab jangan lupa dunia dot com adalah rangkaian jejaring sosial yang di kelola lewat suatu blog atau website sebagai pusat komandonya. Kemampuan anda mengenal dan memahami kekuatan jejaring sosial dikombinasikan dengan fasilitas yang ada pada blog atau website maka lengkap sudah upaya anda untuk memulai memperkenalkan diri Anda, memperkenalkan karya-karya atau brand anda. Untuk menambah kemampuan komunikasi anda masih akan ditambah dengan yang terkait press realese, apa dan bagaimana anda memanfaatkan press realese untuk memperkuat branding anda.
Setelah anda  diberikan pemahaman dan kemampuan  untuk menulis di dunia dot com, bagaimana menulis sebuah artikel yang sesuai dengan genre atau niche blog atau website anda. Bagaimana menulis berbagai artikel yang SEO friendly,  bagaimana anda menulis buku online, menerbitkan buku-buku anda lewat online self publishing sesuai dengan genre pilihan Anda. Juga memberikan anda pengetahuan bagaimana anda menerbitkan dan memasarkan buku anda sesuai tuntutan era dot com. Termasuk di dalamnya bagaimana anda MELAY OUT Buku Anda, dan juga membuat sampul buku Anda. Tidak hanya sampai di situ, anda juga akan diberitahu cara penulisan terkait pembuatan E-Book, bagaimana anda membuat cover E-Book dan bagaimana anda memasarkan E-Book dan Buku-buku anda lainnya lewat jejaring sosial tersebut.
Dengan berbagai pengetahuan yang diberikan dalam buku ini, maka secara sederhana anda sudah dibekali dengan pengetahuan mendasar tentang bagaimana memasuki dunia dot com atau cara sederhananya anda telah diberi tahu cara membuka usaha atau lapak kepenulisan di dunia dot com. Kemudian diberitahu cara memanfaatkan jejaring sosial dalam memperke nalkan lapak anda. Kemudian anda juga diberi tahu cara penulisan buku, cara melay outnya, membuat sampulnya, covernya dan cara penerbitannya sendiri, cukup dengan membayar satu explar saja mereka kemudian akan menerbitkan dan memasarkan buku anda. Sudah itu anda juga diberi tahu cara pembuatan E-Book mulai dari Lay Outnya, pembuatan covernya dan cara memasarkannya; baik yang secara gratis ataupun yang berbayar.
Dari semua itu Anda sudah dibekali dengan ilmu dan kemampuan untuk membangun bisnis kepenulisan di Dunia Dot Com. Tetapi apakah Anda nanti bisa berhasil atau tidak itu sudah soal lain lagi. Karena soal berhasil atau tidak itu sudah menyangkut dengan ketrampilan anda melakoni kehidupan ini. Kalau anda baik maka alam akan mererima anda dengan baik, tetapi sebaliknya kalau semangat anda hanya semangat akal-akalan maka alam juga akan mengakali Anda. Selamat Berkarya.